loading...

Sunday, 6 April 2014

Sulit Mengatur Keuangan? Ini Penyebabnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar orang tidak suka mengatur keuangan. Yang muncul di pikiran mereka adalah mengatur keuangan membosankan dan disiplin dalam pengaturan keuangan pribadi sangat menyebalkan.

Terapis Ashley Rogers mengatakan,
sebagian besar persepsi orang terhadap uang adalah terkait pemenuhan terhadap keamanan, kebebasan, kontrol, dan kebahagiaan. Seseorang mengaitkan uang dengan hukuman dan penghargaan (reward and punishment).

"Bila kita berpikir, 'saya akan membeli sesuatu untuk menghadiahi diri sendiri' dan kita tidak punya cukup uang, kita akan mulai panik dan berpikir kita tidak membeli apa-apa untuk diri sendiri. Kita berpikir tidak bisa menghadiahi diri sendiri. Kita merasa tidak bisa punya apa-apa," kata Ashley seperti dikutip dari eHow, Jumat (28/3/2014).

Untuk sebagian orang, uang adalah kebutuhan terpenting. Memiliki uang untuk pensiun berarti aman, tidak punya cukup uang untuk membayar tagihan membuat anda panik dan merasa tak aman. Memiliki gaji yang bagus dan mobil berarti sukses.

Pikiran seperti ini tidak diasosiasikan sebagai perspektif personal. Ketika membuat anggaran, banyak orang mmenempatkan uang ke hal yang menenangkan emosi mereka. Rogers mengatakan bila uang tak disalurkan ke hal yang menenangkan itu, kecemasan pun akan meningkat.

"Ada hal-hal emosional yang belum ditangani, lubang emosional yang belum diisi. Semua penganggaran anda diatur emosi dan bagaimana anda berpikir harus menjalani hidup anda," ujar Rogers.

Di samping itu, bila anda ingin membuat anggaran keuangan, anda harus menghadapi semua kemungkinan yang muncul. Rogers menyarankan untuk melepaskan semua emosi yang ada.

Sebenarnya, yang penting adalah mengatur keuangan tidak semisterius kelihatannya. Namun dalam keadaan di mana ekonomi tidak menentu, ada baiknya anda meninggalkan semua emosi yang ada dalam diri anda dan hadapilah kenyataan.

Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Sumber: www.ehow.com dan http://bisniskeuangan.kompas.com                                            

No comments:

Post a Comment