loading...

Wednesday 12 November 2014

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015: Jadikan Tantangan Sebagai Peluang untuk Menang

Jakarta, 11 Desember 2013 - Wakil Menteri Perdagangan RI, Bayu Krisnamurthi dan Subash Pilai, Director of External Economic Relations, Sekretariat ASEAN membuka Seminar setengah hari yang bertema “Bertahan dan Menang Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015", hari ini (Rabu, 11/12), di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta.
Dalam paparannya Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Kerjasama ASEAN Kemendag menjelaskan beberapa isu terpenting dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN, antara lain kesiapan dunia usaha untuk menghadapi persaingan dengan ASEAN baik di dalam negeri maupun di pasar ASEAN, serta kebijakan pemerintah dalam mempersiapkan Indonesia menyambut MEA 2015.
"Namun hal mendasar yang harus mendapatkan perhatian semua pemangku kepentingan di Indonesia, khususnya para pengusaha UKM, adalah pentingnya perubahan cara pandang dalam menyikapi persaingan yang timbul dari AEC 2015," ungkap Djatmiko.
Djatmiko juga menjelaskan bahwa persaingan dari luar tidak lagi dianggap sebagai ancaman, namun sebagai peluang untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik. "Karena kunci kemenangan dalam pasar bebas adalah daya saing," imbuhnya.
Untuk itu, lanjut Djatmiko, pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah yang dapat mendorong terjadinya peningkatan daya saing bagi produk barang dan jasa Indonesia. "Hal itu dilakukan antara lain untuk menjamin perlindungan bagi Hak Kekayaan Intelektual, memberikan perlindungan konsumen, meningkatkan arus investasi sektor infrastruktur, dan menyempurnakan kebijakan perpajakan," paparnya.
Menurut Djatmiko, dalam salah satu item pada Blue Print MEA yang sudah ditanda tangani oleh semua negara anggota ASEAN, sektor UKM merupakan salah satu sektor yang dianggap dapat menjadi penggerak perekonomian yang setara di kawasan tersebut. Terdapat empat prioritas utama di ASEAN yang terkait dengan UKM, yaitu mempercepat pengembangan UKM; memperkuat daya saing dan dinamika UKM ASEAN dengan memfasilitasi akses terhadap informasi, pasar, sumber daya manusia dan keahlian, keuangan dan teknologi; memperkuat UKM ASEAN untuk membantu masalah-masalah makro ekonomi, kesulitan keuangan maupun tantangan dalam liberalisasi perdagangan; serta meningkatkan kontribusi UKM bagi pertumbuhan ekonomi menyeluruh dan pengembangan ASEAN sebagai kawasan.
Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian Indonesia, Standard Charthered berupaya menjadi mitra handal bagi pengembangan bisnis. Micha Tampubolon, Country Head Small & Medium Enterprises (SME) Banking Standard Chartered Indonesia menyebutkan bahwa UKM kini menghadapi tantangan dalam hal ekspansi ke mancanegara, yaitu antara lain bagaimana perusahaan memperoleh pengakuan, akses terhadap kredit, kemudahan membuka rekening internasional, dan melakukan transaksi perbankan rutin.
Seminar yang merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Perdagangan dengan Standard Chartered Bank Indonesia ini dihadiri oleh sekitar 200 undangan yang berasal dari kalangan pengusaha UMKM Indonesia dan kalangan akademisi dari berbagai universitas. Seminar ini menjadi kesempatan ajang berharga untuk berdiskusi dan bertukar pikiran untuk mendapatkan manfaat maksimal dari integrasi ekonomi kawasan ASEAN pada tahun 2015.
Dalam pembukaan seminar tersebut, Kemendag berinisiatif untuk menyelenggarakan soft-launching iklan layanan masyarakat berdurasi 60 detik mengenai MEA 2015 yang rencananya akan ditayangkan di berbagai media pada tahun 2014. Diharapkan iklan tersebut mampu meningkatkan kesadaran dan merubah cara pandang para stakeholder baik dari kalangan bisnis, pemerintah, dan masyarakat Indonesia untuk secara bersama-sama berperan aktif dalam meningkatkan daya saing Indonesia agar dapat menjadi champion di dalam MEA dan mengembangkan ASEAN sebagai hub dari rantai pasokan global (global supply chain).

Sumber: http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/index.php?module=news_detail&news_content_id=1388&detail=true

No comments:

Post a Comment