Dalam
paparannya Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Kerjasama ASEAN Kemendag
menjelaskan beberapa isu terpenting dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi
ASEAN, antara lain kesiapan dunia usaha untuk menghadapi persaingan
dengan ASEAN baik di dalam negeri maupun di pasar ASEAN, serta kebijakan
pemerintah dalam mempersiapkan Indonesia menyambut MEA 2015.
Djatmiko
juga menjelaskan bahwa persaingan dari luar tidak lagi dianggap sebagai
ancaman, namun sebagai peluang untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih
baik. "Karena kunci kemenangan dalam pasar bebas adalah daya saing," imbuhnya.
Untuk
itu, lanjut Djatmiko, pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah
yang dapat mendorong terjadinya peningkatan daya saing bagi produk
barang dan jasa Indonesia. "Hal itu dilakukan antara lain untuk
menjamin perlindungan bagi Hak Kekayaan Intelektual, memberikan
perlindungan konsumen, meningkatkan arus investasi sektor infrastruktur,
dan menyempurnakan kebijakan perpajakan," paparnya.
Menurut Djatmiko, dalam salah satu item pada Blue Print MEA
yang sudah ditanda tangani oleh semua negara anggota ASEAN, sektor UKM
merupakan salah satu sektor yang dianggap dapat menjadi penggerak
perekonomian yang setara di kawasan tersebut. Terdapat empat prioritas
utama di ASEAN yang terkait dengan UKM, yaitu mempercepat pengembangan
UKM; memperkuat daya saing dan dinamika UKM ASEAN dengan memfasilitasi
akses terhadap informasi, pasar, sumber daya manusia dan keahlian,
keuangan dan teknologi; memperkuat UKM ASEAN untuk membantu
masalah-masalah makro ekonomi, kesulitan keuangan maupun tantangan dalam
liberalisasi perdagangan; serta meningkatkan kontribusi UKM bagi
pertumbuhan ekonomi menyeluruh dan pengembangan ASEAN sebagai kawasan.
Seiring
dengan bertumbuhnya perekonomian Indonesia, Standard Charthered
berupaya menjadi mitra handal bagi pengembangan bisnis. Micha
Tampubolon, Country Head Small & Medium Enterprises (SME) Banking Standard Chartered Indonesia menyebutkan
bahwa UKM kini menghadapi tantangan dalam hal ekspansi ke mancanegara,
yaitu antara lain bagaimana perusahaan memperoleh pengakuan, akses
terhadap kredit, kemudahan membuka rekening internasional, dan melakukan
transaksi perbankan rutin.
Seminar
yang merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Perdagangan dengan
Standard Chartered Bank Indonesia ini dihadiri oleh sekitar 200 undangan
yang berasal dari kalangan pengusaha UMKM Indonesia dan kalangan
akademisi dari berbagai universitas. Seminar ini menjadi kesempatan
ajang berharga untuk berdiskusi dan bertukar pikiran untuk mendapatkan
manfaat maksimal dari integrasi ekonomi kawasan ASEAN pada tahun 2015.
Dalam pembukaan seminar tersebut, Kemendag berinisiatif untuk menyelenggarakan soft-launching iklan
layanan masyarakat berdurasi 60 detik mengenai MEA 2015 yang rencananya
akan ditayangkan di berbagai media pada tahun 2014. Diharapkan iklan
tersebut mampu meningkatkan kesadaran dan merubah cara pandang para stakeholder baik
dari kalangan bisnis, pemerintah, dan masyarakat Indonesia untuk secara
bersama-sama berperan aktif dalam meningkatkan daya saing Indonesia
agar dapat menjadi champion di dalam MEA dan mengembangkan ASEAN sebagai hub dari rantai pasokan global (global supply chain).
Sumber: http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/index.php?module=news_detail&news_content_id=1388&detail=true
No comments:
Post a Comment