Kelebihan dan Keunggulan Seorang
Pemimpin Berbagai literatur dalam dan luar negeri, yang kuno maupun yang
mutakhir, yang tradisional maupun modern, yang sederhana maupun yang canggih,
mengajarkan kepada kita bahwa seorang pemimpin harus selalu memiliki kelebihan
dan keunggulan dari pada rakyatnya.
Berikut
ini petikan pendapat para pakar negara kepemimpinan :
1. ” Pemimpin adalah pengaruh “. John
Maxwell deskripsi satu kata, singkat dan sederhana, yang menempatkan
kepemimpinan dalam jangkauan setiap orang. Kepemimpinan bukan jabatan, posisi,
atau bagan alir ( Flowchart ).
Kepemimpinan adalah suatu kehidupan yang mempengaruhi kehidupan lain.
2. ” Karakter adalah kekuasaan “. Booker T.
Washington, yang harus dipelajari dalam pelajaran pertama adalah kepemimpinan
berwawasan luas dibangun dari karakter yang hakiki. Infrastruktur karakter yang
baik sangat penting untuk mendukung tingkah laku ( behavior ) yang baik.
Kepercayaan dan keterlibatan pengikut akan parallel dengan level karakter kita
( pemimpin ).
3. ” Karakter adalah hasil pembiasaan dari
sebuah gagasan dan perbuatan, Stephen R. Covey: “. Taburlah gagasan,
tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan. Taburlah kebiasaan,
tuailah KARAKTER. Taburlah karakter, tuailah nasib “. The Seven Habits of
Highly Effective People.
4. ” NASIB merupakan sisa dari rancangan”,
Branch Rickey selanjutnya menyatakan : “Orang banyak membicarakan nasib bagus
dan nasib jelek, jarang sekali keberhasilan ditentukan oleh PELUANG. Orang
bilang; ” Nasib baik terjadi ketika peluang sesuai dengan persiapan “.
5. ” Gunakan kekuasaan untuk membantu orang.
Kita diberi kekuasaan tidak untuk meraih tujuan pribadi, atau membuat
pertunjukan terbesar di dunia, dan bukan untuk mendapatkan nama. Hanya ada satu
kegunaan kekuasaan yakni membantu orang.” George Bush.
Ciri-ciri
Pemimpin Berkarakter.
Aktualisasi karakter kepemimpinan
yang diharapkan bangsa dan negara adalah yang mampu mengantarkan anak bangsa
dari ketergantungan (dependency)
menuju kemerdekaan ( independency ), selanjutnya menuju kontinum
maturasi diri yang komplit ke saling tergantungan (interdependency), memerlukan pembiasaan melalui contoh keteladanan
perilaku para elite politik yang bergerak di eksekutif, yudikatif dan
legislatif dalam taman sari demokrasi yang kondusif.
Habitat yang dapat dijadikan
persemaian karakter pemimpin itu antara lain harus dapat menumbuh suburkan dan
mengembangkan perilaku dan sifat-sifat seperti :
1.
Kesadaran diri sendiri (self awareness)
jujur terhadap diri sendiri dan terhadap oranglain, jujur terhadap kekuatan
diri, kelemahan dan usaha yang tulus untuk memperbaikinya.
2.
Dasarnya seseorang pemimpin cenderung memperlakukan orang lain dalam organisasi
atas dasar persamaan derajad, tanpa harus menjilat keatas menyikut kesamping
dan menindas ke bawah. Diingatkan oleh Deepak Sethi agar pemimpin berempati
terhadap bawahannya secara tulus.
3.
Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman
dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan
penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
4.
Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing ( lawan politik ) atau musuh,
dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada
umumnya.
5.
Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara
professional keilmuan dalam jabatannya. Hasil pekerjaanya berguna bagi dirinya,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
6.
Memiliki rasa kehormatan diri ( a sense
of personal honour and personal dignity ) dan berdisiplin pribadi, sehingga
mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. Tidak
seperti saat ini para pemimpin saling lempar ucapan pedas terhadap rekan
sejawatnya yang berbeda aliran politiknya.
7.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat ” team work “, kreatif, percaya
diri, inovatif dan mobilitas.
Aktualisasi
Pemimpin yang Unggul
1. Seraya
menjalankan peranannya sebagai negarawan yang dipercaya oleh Rakyat melalui
pemilu era reformasi yang semua pihak mengakui sebagai pemilu yang paling
demokratis selama Indonesia merdeka, maka para negarawan harus dapat
mengimplementasikan “Karakter kepemimpinan KONSTITUSIONAL”. Yakni suatu
karakter kepemimpinan yang berdisiplin, demokratis, memiliki sifat hangat dalam
bergaul tanpa meninggalkan etika berkomunikasi antarpersona. Suatu karakter
kepemimpinan yang memiliki daya dorong bangkitnya INSPIRASI membentuk kerangka
kerja pemerintahan yang memahami bahwa undang-undang harus jelas dan cukup
spesifik untuk membantu terciptanya bentuk masyarakat yang ideal.
2. Dengan
penuh keterbukaan pemimpin berprestasi menyalin komunikasi dua arah antar
sesama pemimpin maupun dengan pengikutnya. Saat inilah pendidikan politik dapat
diberikan kepada para pengikut. Seni dasar demokrasi dipersemaikan sejak dini
oleh para pemimpin kepada para pengikutnya.
3.
Pemimpin berkarakter tegas dalam menjalankan kewajiban kepemimpinannya.,
melakukan persuasi dalam membangun konsensus dengan seni mempengaruhi (
persuasif ). Mereka harus mampu memimpin orang untuk bekerja dengan cara yang
tepat dan melakukan hal yang tepat.
4. Efek
riak kepemimpinan merembet dan menular ke strata kepemimpinan yang dibawahnya,
maka tidak heran bila para elite telah berhenti bertikai kata dan
bersilaturahmi, ternyata dibawah dan daerah yang jauh dari rentang kendali organisasi
pertikaian baru dimulai. Ini harus dicegah melalui pendidikan politik dengan
keteladanan pemimpin yang bijak, mengendalikan lidah dan mulutnya.
5.
Pemimpin berkarakter memiliki gaya emosi yang istimewa, senang bergaul, secara
emosi lebih ekspresif dan dramatis, lebih hangat dan lebih sosial, bebas dari
prasangka buruk terhadap lawan politik, lebih kooperatif, lebih menyenangkan,
lebih apresiatif dan dapat dipercaya, bahkan lebih lembutdaripada pemimpin
biasa.
6.
Pemimpin yang berkarakter menonjol positif memiliki kemampuan visioner yang
komprehensif terhadap pola-pola yang mencolok ditengah-tengah informasi yang
Chaos (kacau dan membingungkan ), chaos yang tercipta secara otomatis akibat
perbuatan buruk pemimpin dapat menimbulkan chaos baru yang lebih vandal dan
vulgar.
7.
Pemimpin berkarakter mampu memadukan realitas emosi dengan apa yang mereka
lihat, sehingga dapat menghasilkan pengaruh yang mendalam bagi pengikutnya dan
menjadikan visi yang mampu membangkitkan inspirasi (Bill Newman ; The
Ten Laws of Leadership).
8.
Pemimpin berkarakter terbaik memiliki ; ” Kecakapan yang dapat membangkitkan
daya cipta orang lain, dan mengilhami mereka untuk bergerak kearah yang
dikehendaki “, seperti dikatakan oleh Robert E. Kaplan dari Center for Creative
Leadership.
9.
Pemimpin berkarakter terbaik mampu mengalirkan Energi. Seperti Ronald Reagan
yang dikenal sebagai, ” Komunikator Ulung ” selama masa kepresidenannya, ia
adalah aktor professional. Daya emosi dalam karismanya menonjolkan kemampuan
mempengaruhi pendengarnya dalam debat terbuka melawan Walter Mondale.
10. Sisi
negatif pemimpin berkarakter kharismatik adalah mudahnya tersebar emosi kepada
kelompok pengikut fanatiknya. Disini berlaku pepatah ” Ikan membusuk dari
kepalanya dulu “.
Perangai
kasar, angkuh dan sembarangan akan mampu menjatuhkan moral kelompoknya. Birgitta
Wistrand menyebutnya sebagai ; ” Ketidak mampuan menahan emosi “, (
emotional incontinence ), untuk menularnya emosi merusak yang datangnya dari
atas kebawah.
Sumber : Drs. Abdul Rahman Kadir, MM,
http://artikel.total.or.id
No comments:
Post a Comment