loading...

Thursday, 24 October 2013

Hadiri Seminar Nasional Fakultas Ekonomi UNIMAL

Pembangunan nasional bertujuan menciptakan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Upaya pemerataan pembangunan salah satunya dengan desentralisasi berbagai wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Pasca otonomi daerah dan sentralisasi telah memberi ruang dan peluang bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam rangka percepatan pembangunan daerah dalam upaya mencapai

Monday, 14 October 2013

21 Negara dengan Gaji Guru Paling Wow! (2)

Jakarta- Menjadi guru bukanlah pekerjaan mudah. Sebab, salah satu faktor keberhasilan pendidikan di sebuah negara adalah guru. Maka, tidak heran ketika para guru di sejumlah negara memiliki pendapatan fantastis per tahun.

Meski demikian, Finlandia yang merupakan negara dengan pendidikan terbaik se-dunia tidak berada di urutan pertama. Finlandia berada di peringkat 12 dengan

21 Negara dengan Gaji Guru Paling Wow! (1)

JAKARTA - Guru merupakan pekerjaan mulia sehingga pantas jika disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Beban berat yang diemban seorang guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, terkadang tidak berimbang dengan pendapatan yang diterima

Keuangan Publik Islam



BAB I
PENDAHULUAN
     Untuk mencapai falah yang maksimun, tidak seluruh aktivitas ekonomi bisa diserahkan kepada mekanisme pasar. Adakalanya mekanisme pasar gagal menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat ataupun mekanisme pasar tidak bekerja

Peranan Sektor Publik Dalam Perekonomian



BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Kewajiban merealisasikan falah, pada dasarnya merupakan tugas keseluruhan economic agents, termasuk pemerintah dan masyarakat. Terdapat banyak aktifitas ekonomi yang tidak dapat diselenggarakan dengan baik oleh pasar,sehingga mengharuskan adanya peran aktif oleh pasar, sehingga mengharuskan adanya peran aktif dari pemerintah maupun masyarakat.

Keseimbangan Umum



BAB I
PENDAHULUAN

Pada kenyataannya, keseimbangan yang dicapai oleh suatu segmen atau pasar dipengaruhi dan mempengaruhi keseimbangan pada pasar atau segmen lain. Bab ini menjelaskan secara umum mekanisme tercapainya keseimbangan antarpasar yang dikenal dengan keseimbangan umum. Dalam pembahasan awal dijelaskan bagaimana mekanisme

Pasar Input



DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.    Latar Belakang....................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C.     Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................ 2

Mekanisme Kerja Pasar



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan telah berlansung sejak peradaban awal manusia. Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam perekonomian. Praktik ekonomi pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin menunjukkan

Teori Dan Analisis Produksi



DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………….     i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………..     ii

BAB I      PENDAHULUAN
1.1                       Latar Belakang Masalah ………………………………………..………….…..      1

BAB II    PEMBAHASAN
2.1            Prengertian produksi …………………………………………………….               2
2.2            Atribut fisik dan nilai dalam produk ……………………………………….…...    2
2.3            Input produksi dan berkah …………………………………….………….……..               3
2.4            Kemuliaan harkat kemanusiaan sebagai karakter produsi ………………………   4
2.5            Eksplorasi dan pembentukan konsep produksi …………………………………    5
2.6            Produksi dengan teknologi konstan ……………………………………….……    6
1.      Kurva Isoinput ……………………………………………………..……               7
2.      Implikasi konsep produksi Islam pada kegiatan produksi …….……….     10
3.      Kombinasi output maksimum …………………………………………      11
2.7            Produksi dengan modal tetap  ……………………………………………...…..    12
1.      Fungsi Produksi ………………………………………………………...    13
2.      Produktivitas Rata-rata …………………………………………………   13
3.      Marginal Physical Product Of Input dalam Islam ……………………..     13

BAB III   PENUTUP
3.1            Kesimpulan …………………………………………………………..………..      15
3.2            Saran ……………………………………………………………..……………      15









BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah
         Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan konsumen. Produsen sebagaimana konsumen, bertujuan untuk memperoleh mashlahah maksimum melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam perspektif ekonomi islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal melainkan pemburu mashlahah. Ekspresi mashlahah dalam kegiatan produksi adalah keuntungan dan berkah sehingga produsen akan menentukan kombinasi antara berkah dan keuntungan yang memberikan mashlahah maksimal. Oleh karena itu, tujuan produsen bukan hanya laba, maka pertimbangan produsen juga bukan semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan teknis dengan output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (nonteknis) yang ada pada sumber daya maupun output.
Misalnya ketika untuk menghasilkan baju diperlukan kain, benang, tenaga kerja, serta mesin jahit produsen tidak hanya memikirkan berapa meter kain dan benang yang diperlukan agar labanya maksimal, namun juga mempertimbangkan jenis kain dan benang apa, dan dibeli dengan harga berapa, berapa tenaga kerja diperlukan, berapa baju akan dibuat agar mashlahah mencapai maksimal.
            Kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya ekonomi yang lazim disebut input atau faktor produksi. Secara garis besar input dapat dikategorikan ke dalam input manusia dan input non manusia.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Produksi
         Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan konsumen. Produsen sebagaimana konsumen, bertujuan untuk memperoleh mashlahah maksimum melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam perspektif ekonomi islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal melainkan pemburu mashlahah. Ekspresi mashlahah dalam kegiatan produksi adalah keuntungan dan berkah sehingga produsen akan menentukan kombinasi antara berkah dan keuntungan yang memberikan mashlahah maksimal. Oleh karena itu, tujuan produsen bukan hanya laba, maka pertimbangan produsen juga bukan semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan teknis dengan output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (nonteknis) yang ada pada sumber daya maupun output.

2.2    Atribut Fisik dan Nilai dalam Produk
         Sebuah produk yang dihasilkan oleh produsen menjadi berharga atau bernilai bukan karena adanya berbagai atribut fisik dari produk semata, tetapi juga karena adanya nilai (value) yang dipandang berharga oleh konsumen. Atribut fisik yang melekat pada suatu barang misalnya bahan baku pembuatannya, kualitas keawetan barang tersebut, bentuk atau desain barang, dan lain-lain.
         Dua barang yang memiliki atribut fisik sama belum tentu akan berharga sama di hadapan konsumen karena perbedaan nilai yang ada dalam barang tersebut. Misalnya, dua buah raket tenis yang memiliki spesifikasi teknis sama, tetapi harganya berbeda karena merknya berbeda. Raket tenis bermerk terkenal harganya lebih mahal dibandingkan yang tidak terkenal, meskipun bahannya sama, desain modelnya sama, dan tentu saja fungsinya sama. Terkadang harga barang bisa jauh melampau nilai fungsionalnya karena tingginya nilai nonfisik yang ada padanya.
         Atribut fisik suatu barang pada dasarnya bersifat objektif, dapat diperbandingkan satu sama lainnya, tetapi nilai yang melekat pada suatu barang bernilai subjektif. Dalam pandangan ekonomi islam produk juga merupakan kombinasi dari atribut fisik dan nilai (value). Konsep ekonomi islam tentang atribut fisik suatu barang mungkin tidak berbeda dengan pandangan pada umumnya, tetapi konsep nilai yang harus ada dalam setiap barang adalah nilai-nilai keislaman (Islamic values)
         Jadi jelaslah bahwa satu produk harus memiliki atribut fisik sekaligus berkah agar membawa mashlahah. Dengan cara pandang seperti ini maka kuantitas produk diekspresikan sebagai berikut:
                        QM = qF + qB
                        Di mana
                        QM adalah barang yang memiliki mashlahah
                        qF adalah atribut fisik barang
                        qB adalah berkah barang tersebut

2.3    Input Produksi dan Berkah
         Kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya yang menjadi masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi. Sebuah mobil misalnya, tidak bisa dibuat hanya dengan tersedianya besi atau karet saja, atau ada tenaga kerja saja, atau ada pengusaha mobil saja, tetapi merupakan hasil kombinasi antara berbagai faktor produksi sebagai input produksi. Sebuah mobil dapat sampai ke tangan konsumen berkat adanya bahan-bahan yang mencukupi (besi, karet, alumunium), yang diolah oleh para tenaga kerja yang memiliki keahlian pada bidangnya baik diolah secara manual maupun dengan dibantu mesin, dan kemudian setelah menjadi mobil dijual atau disalurkan oleh para distributor kepada konsumen. Keseluruhan proses pembuatan mobil di atas selain membutuhkan koordinasi manajerial dari seorang manajer, membutuhkan gagasan dari seorang wirausahawan, juga membutuhkan biaya-biaya atau modal.
         Pada dasarnya,faktor poduksi atau input ini secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu input manusia (human input)dan input nonmanusia (non human input). Yang termasuk dalam input manusia adalah tenaga kerja/buruh dan wirausahawan, sementara yang termasuk dalam input nonmanusia adalah sumber daya alam (natural resources), kapital (financial capital), mesin, alat-alat, gedung, dan input-input fisik lainnya (physical capital). Pengkategorian input menjadi input manusia dan nonmanusia ini setidaknya dilandasi oleh dua alasan, yaitu:
Sebagaimana diketahui, berkah merupakan komponen penting dalam mashlahah. Oleh karena itu, bagaimanapun dan seperti apa pun pengklasifikasiannya, berkah harus dimasukkan dalam input produksi. Memasukkan berkah sebagai input produksi adalah rasional, sebab berkah mempunyai andil (share) nyata dalam membentuk output. Demikian pula barang yang diproduksi dengan input berkah yang rendah akan menghasilkan output dengan kandungan berkah yang rendah pula, dibandingkan yang menggunakan input berkah tinggi. Akibatnya mashlahah  dari barang tersebut juga rendah.

2.4        Kemuliaan Harkat Kemanusiaan sebagai Karakter Produksi
         Tujuan dari produksi dalam Islam adalah untuk menciptakan mashlahah yang optimum bagi konsumen atau bagi manusia secara keseluruhan. Dengan mashlahah yang optimum ini, maka akan dicapai falah yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia. Dengan memahami alur tujuan kegiatan produksi ini, maka dapat diambil suatu substansi bahwa karakter penting produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah perhatiannya terhadap kemuliaan harkat kemanusiaan, yaitu mengangkat kulitas dan derajat hidup serta kualitas kemanusiaan dari manusia. Kemuliaan harkat kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama dalam keseluruhan aktivitas produksi. Segala aktivitas yang bertentangan dengan pemuliaan harkat kemanusiaan dapat dikatakan bertentangan dengan ajaran islam.
         Karakter produksi yang seperti di atas akan membawa implikasi penting dalam teori produksi, sebagaimana akan dibahas pada penjelasan dalm bab ini. Salah satu contohnya adalah dalam memandang kedudukan manusia, khususnya tenaga kerja dan kapital (Financial capital).
         Substitusi antara manusia/tenaga kerja dengan kapital pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.         Substitusi yang bersifat alamiah (natural substitution);dan
2.         Substitusi yang dipaksakan (forced substitution)

         Asumsikan lebih lanjut bahwa manusia dengan kualifikasi tersebut jumlahnya amat banyak dan oleh karenanya tingkat upah yang terjadi sangatlah rendah. Dalam situasi seperti ini kegiatan produksi akan menggunakan banyak tenaga kerja.
         Dengan kualifikasi manusia yang sudah tinggi seperti ini, maka menjadi tidak bijaksana jika manusia-manusia dengan kualifikasi tinggi ini digunakan untuk memproduksi barang-barang yang remeh, bernilai rendah. Mereka tentu diarahkan untuk memproduksi barang-barang yang mempunyai nilai tinggi sehingga bisa meningkatkan harkat hidup dan kemanusiaan manusia.

2.5        Eksplorasi dan Pembentukan Konsep Produksi
         Dengan mencermati penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka perlu dicari konsep yang sama sekali lain dari apa yang selama ini sudah ada. Konsep ini dilandaskan pada nilai-nilai Islam yang kemudian dirumuskan menjadi suatu konsep produksi.
1.         Eksplorasi Nilai dan Prinsip Islam dalam produksi
Semangat produksi untuk menghasilkan mashlahah malsimum perlu dituntun dengan nilai dan prinsip ekonomi Islam. Nilai dan prinsip pokok dalam produksi adalah amanah, prinsip kerja dan professional.

a.         Amanah untuk Mewujudkan Mashlahah Maksimum
Amanah adalah salah satu nilai penting dalam Islam, yang diturunkan dari nilai dasar khilafah, yang harus terus dijunjung tinggi. Pengertian amanah dalam konteks ini adalah penggunaan sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan hidup manusia (falah). Sumber daya yang ada di alam semesta ini oleh Allah diamanahkan kepada manusia. Selanjutnya, pemanfaatan sumber daya tersebut tidak boleh digunakan untuk usaha-usaha yang bertentangan dengan tujuan khilafah itu sendiri, yaitu terciptanya kemakmuran di atas bumi.

b.         Profesionalisme
Setiap Muslim dituntut untuk menjadi pelaku produksi yang professional, yaitu memiliki profesionalitas dan kompetensi di bidangnya. Segala sesuatu urusan harus dikerjakan dengan baik, karenanya setiap urusan harus diserahkan kepada ahlinya. Hal ini memberikan implikasi bahwa setiap pelaku produksi islam harus mempunyai keahlian standar untuk bisa melaksanakan kegiatan produksi.

c.          Pembelajaran sepanjang waktu untuk efisiensi
Meskipun setiap tenaga kerja sudah memenuhi standar minimum dalam melaksanakan produksi, namun ia harus selalu belajar terus untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal-hal yang terkait dengan produksi. Pembelajaran ini merupakan amanat sepanjang hidup (long life learning) dari ajaran Islam, artinya bahwa setiap agen Muslim perlu terus-menerus belajar. Adapun media untuk belajar bisa berupa apa saja, misalnya tempat bekerja (working place).
Hal ini semua yang disebut sebagai efek learning curve yang bisa ditunjukkan dalam gambar berikut ini.

                        Jumlah input







                                                                                                                          LO



                                                                                                                                                              Jumlah output

Gambar 7.1
Learning Curve


Sumbu vertical dalam kurva diatas menunjukkan jumlah input yang digunakan untuk menghasilkan output, sementara sumbu horizontal menunjukkan jumlah output. Jika input, misalnya tenaga kerja, bersedia untuk melakukan kegiatan pembelajaran terus-menerus, maka produktivitasnya akan semakin meningkat. Untuk menghasilkan lebih banyak output, maka jumlah input yang digunakan semakin sedikit. Ajaran Islam mengharuskan produktivitas sebagaimanaa diilustrasikan dalam Learning curve di atas.

2.6        Produksi dengan Teknologi Konstan
         Berdasarkan semua pembahasan di atas, maka konsep produksi yang sesuai dengan nilai Islam adalah konsep yang menganggap bahwa teknologi berproduksi adalah sudah ‘given’ atau konstan, dalam arti bahwa teknologi yang digunakan adalah teknologi yang memanfaatkan sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga manusia-manusia tersebut mampu meningkatkan harkat kemanusiannya.
Permasalahan produksi akan memfokus pada pemilihan kombinasi output, berapa jumlah output yang satu dan yang lainnya harus diproduksi sehingga dapat memperoleh nilai mashlahah yang maksimum. Pengertian maksimum disini tentu saja ada faktor kendalanya, yaitu input yang jumlahnya sudah tertentu. Dengan lebih tegas bisa dikatakan bahwa permasalahan produksi di sini adalah mencari kombinasi produk yang bisa dihasilkan dengan sumber daya yang ada guna memperoleh mashlahah yang maksimum.
         Ada beberpa pilihan produk yang bisa dihasilkan oleh faktor produksi tersebut, mulai produk-produk berteknologi rendah sampai produk berteknologi tinggi.

1.         Kurva Isoinput
Dengan mendasarkan pada konsep seperti di atas maka kita dapat mendeskripsikan konsep tersebut menjadi suatu gambaran yang lebih konkret, misalnya dalam bentuk grafis sebagaimana gambar 7.2. kita asumsikan produsen memiliki dua alternative barang yang bisa dihasilkan dengan menggunakan input tertentu, yaitu barang X dan barang Y. sumbu vertical menunjukkan jumlah barang Y, sementara sumbu horizontal menunjukkan jumlah barang X.

                                 Y
 












                                                                                                                                                              X



Gambar 7.2


a)         Input yang sama
Pada gambar 7.3 bisa dilihat bahwa setiap titik yang berada sepanjang kurva isoinput, di antaranya adalah titik A dan B, menunjukkan kombinasi output X dan Y yang menggunakan semua input yang tersedia untuk produksi. Dengan kata lain, input telah digunakan secara optimal untuk menghasilkan output. Sementara itu titik yang berada di dalam kurva isoinput, katakanlah titik C, belum menggunakan semua input yang tersedia untuk berproduksi sehingga pada kondisi seperti ini masih ada sisa input yang belum digunakan. Kombinasi D, merupakan kombinasi yang tidak mungkin dicapai oleh produsen karena jumlah input yang tersedia untu memproduksinya tidak mendukupi.

                               Y
 






                                                          A                                                                  
D


                                                                                    C                                 B


                                                                                                                                                               X
Gambar 7.3


b)        Output yang lebih besar Memerlukan Input yang Lebih Besar
Secara intuisi dikatakan bahwa jumlah input yang lebih banyak yang dimasukkan ke dalam produksi akan menghasilkan jumlah output yang lebih banyak. Sebaliknya juga bisa dikatakan dengan sama benarnya jika dikehendaki jumlah output yang lebih besar, maka pasti memerlukan jumlah input yang lebih besar pula. Hal ini dilihat dalam gambar 7.4. pada titik A jumlah yang bisa diproduksi dari input yang ada adalah sebanyak X1 untuk barang X dan sebanyak Y1 untuk produk Y. pada titik A’ jumlah yang bisa diproduksi adalah sebanyak X2 untuk barang X dan sebanyak Y1 untuk produk Y.



                                                         Y                                                                    


 




                                                                                                                                     IT(20)
                                                  Y1                                               A’                                     
A                                                                      IT (10)




                                                                            X1               X2                                                                    X
                                                                                                                               

Gambar 7.4


c)         Kurva Isoinput yang Lebih Tinggi Menyediakan Input yang Lebih Tinggi
Berdasar pada sifat kedua di atas disimpulkan bahwa kombinasi A’ mempunyai kandungan output yang lebih besar dari kombinasi A. konsekuensinya kurva isoinput di mana kombinasi A’ berada menyediakan input yang lebih besar disbanding dengan kurva isoinput di mana kombinasi A berada. Dalam gambar terlihat bahwa kurva isoinput di mana kombinasi A berada menyediakan jumlah input sebanyak 10 (IT10), sementara kurva isoinput dimana A’ berada menyediakan input sebesar 20 (IT20).

d)        Transformasi Input
Pada gambar-gambar kurva isoinput tersebut di atas terlihat bahwa kurva isoinput ini mempunyai slope yang negative. Slope negative ini memberikan makna adanya substitusi antara barang X dan baranag Y. pada gambar terlihat bahwasanya pergerakan dari titik A ke titik B telah terjadi substitusi dari barang X untuk barang Y. pada titik A jumlah barang X dan Y yang bisa diproduksi adalah sebesar (X1,Y1). Pada titik B jumlah barang X dan Y yang bisa diproduksi adalah sebesar (X2,Y2).


e)         Tingkat Marginal Transformasi Input
Kurva isoinput pada dua gambar di atas berlereng negative yang menunjukkan adanya substitusi antara kedua barang X dan Y. hal ini juga berarti bahwa telah terjadi transformasi input, yaitu dari penggunaan input untuk memproduksi Y menjadi penggunaan input untuk memproduksi barang X ke barang Y. tingkat transformasi input marginal.marginal rate of intput transformation (MRIT) menunjukkan besarnya jumlah input yang digunakan untuk memproduksi barang Y yang ditarik dan kemudian digunakan untuk memproduksi barang X. Secara aljabar, slope dari kurva isoinput bisa dilihat pada penurunan ekspresi di bawah ini:

Slope IT =  = MRIT

Jika mengambil derivative total dari fungsi isoinput di atas maka diperoleh:


2.         Implikasi Konsep Produksi Islam pada Kegiatan Produksi
Ajaran-ajaran Islam yang dipaparkan di depan akan memberi dampak pada produksi yang dilakukan oleh agen Muslim. Beberapa dampak yang langsung dari hal ini adalah adanya penurunan tambahan penggunaan input (marginal input) dan efisiensi produksi.

a.      Penurunan Input Marginal
Sebagaimana disebut di depan ketika output produksi meningkat, maka penggunaan input juga meningkat. Namun, jumlah tambahan input untuk memproduksi satu unit output ini, yaitu marginal input, semakin lama akan semakin menurun sebagai akibat dari adanya efek learning curve.

b.      Efisiensi dan Tingkat Efisiensi Penggunaan Input
Penurunan marginal input juga mengimplikasikan telah terjadi efisiensi penggunaan input, sebab dengan output yang sm jumlah input yang dibutuhkan semakin sedikit. Dengan kata lain, efisiensi ini adalah merupakan tingkat penurunan dari marginal input. Karena penurunan marginal input ini terjadi karena efek learning curve, maka juga dapat dikatakan bahwa efek learning curve meningkatkan efisiensi.

3.      Kombinasi Output Maksimum
Setelah mendiskusikan semua hal yang perlu, maka sampailah kita saat ini pada masalah utama, yaitu menggambarkan bagaimana proses produsen Muslim dalam mencapai mashlahah yang maksimum melalui kegiatan produksi yang mereka lakukan.
Tujuan dari produsen yang ingin memaksimumkan maslahah bisa diekspresikan menjadi:
M = f(X,Y)

Dalam fungsi di atas ditunjukkan bahwa mashlahah yang diperoleh oleh produsen bersumber dari produksi barang X dan barang Y yang dihasilkannya. Perlu dilihat di sini bahwa fungsi mashlahah  yang ada pada teori konsumen. Hanya saja, dalam kasus sekarang ini terma-terma X dan Y menunjukkan jumlah barang yang diproduksi, bukannya jumlah barang yang dikonsumsi.
            Dalam keadaan ini alternative terbaik yang member mashlahah  optimum bagi produsen adalah kombinasi B karena kombinasi B tepat berada pada kurva isoinput. Meskipun sama-sama berada pada kurva isoinput yang sama dengan kombinasi B, kombinasi A, dan C bukan merupakan kombinasi yang tepat karena keduanya berasal dari kurva iso-mashlahah  yang lebih berarti menawarkan jumlah mashlalah  yang lebih rendah dibanding dengan jumlah mashlahah  yang ada pada kombinasi B.

                                    Y

 

                                                    D


                                                            A                                 B                            
                                          Y*                                                                                


C
                                                                                                                                                            X
                                                                                          X*                                
        Untuk memperoleh nilai mashlahah yang maksimum, maka fungsi tujuan dan fungsi kendala perlu dipadukan dalam satu fungsi lagrangian berikut ini:





Persamaan (7.9) dan persamaan (7.10) bisa ditulis kembali menjadi:



Menyamakan persmaan (7.12) dan persamaan (7.13) didapat:


Atau


Nilai-nilai  dan  adalah nilai mashlahah marginal yang diperoleh dari memproduksi barang X dan barang Y berturut-turut.
Adapun terma-terma dan adalah nilai-nilai input marginal dari barang X dan barang Y berturut-turut.

2.7     Produksi dengan Modal Tetap
Di depan sudah dijelaskan argument mengenai mengapa Islam tidak memperkenankan substitusi yang dipaksakan antara modal dan manusia (tenaga kerja). Sebagai implikasi dari hal ini, maka di sini akan dieksplorasi lebih jauh mengenai teknologi berproduksi yang memosisikan modal sebagai input tetap dan manusia (tenaga kerja) sebagai input variabel.

1.      Fungsi Produksi
Fungsi produksi menunjukkan berapa besar output, dengan kandungan berkah tertentu, bisa diproduksi dengan input-input yang disuplai ke dalam proses produksi dan dengan jumlah modal/kapital yang tertentu. Fungsi produksi seperti ini bisa dilihat di bawah ini:
Q = T f(K, HK, L, E, M, B)

2.      Produktivitas Rata-rata
      Produktivitas rata-rata biasanya selalu terkait dengan produktivitas dari suatu input. Definisi dari produktivitas rata-rata adalah sebagai berikut:
Karena dalaam produksi semua input digunakan secara bersama-sama (simultan), maka konsep produktivitas rata-rata ini akan menghasilkan suatu ukuran yang kurang teliti, sebab kontribusi dari faktor dengan faktor lain diasumsikan sama.

3.         Marginal Physical Product of Input dalam islam
            Marginal physical product (MPP) adalah kenaikan jumlah output fisik sebagai akibat dari adanya kenaikan salah satu input fisik, sementara jumlah input fisik lainnya adalah konstan.

a.         Penyebab Berubahnya Marginal Physical Product of Input
  Untuk melihat hal ini marilah kita ambil derivative total dari persamaan (7.17) di atas sebagai berikut:

   

b.      Penurunan Marginal Physical Product
Nilai produk marginal fisik dari suatu input akan mengalami penurunan sebagai akibat dari penambahan jumlah input tersebut ke dalam produksi.
Sebagai ilustrasi dengan menambah satu unit (orang) tenaga kerja, maka pekerja I tidak bisa lagi sebebas sebagaimana pada waktu sebelumnya dalam hal menggunakan peralatan yang ada. Adakalanya bahwa dia harus menunggu sebentar untuk menggunakan peralatan tersebut. Jika jumlah pekerja ditambah lebih banyak lagi, maka akan menyebabkan semakin panjangnya waktu tunggu tersebut. Hal ini akan menyebabkan output per kepala menurun dan secara praktis bisa dikatakan bahwa tambahan tenaga kerja yang terakhir dalam proses produksi menyumbangkan tambahan jumlah produksi yang semakin sedikit.

c.          Hubungan antara produktivitas rata-rata dan produktivitas Marginal.
Jika dalam kasus tersebut kita hadapkan kepentingan tenaga kerja di satu sisi, dengan kepentingan pemilik modal di sisi lain, akan terlihat bahwa marginal produk fisik dari tenaga kerja mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya jumlah tenaga kerja dalam proses produksi. Gambaran ini menunjukkan bahwa penurunan jumlah produk marginal fisik dari tenaga kerja sebagai akibat dari penambahan tenaga kerja justru meningkatkan produktivitas rata-rata dari modal.
















BAB III
PENUTUP


3.1        Kesimpulan
         Sebuah produk menjadi berharga atau bernilai bukan semata karena adanya berbagai atribut fisik dari produk tersebut, tetapi juga karena adanya nilai (Value) yang dipandang berharga oleh konsumen. Kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya ekonomi yang lazim disebut input atau faktor produksi. Secara garis besar besar input dapat dikatagorikan ke dalam input manusia dan input nonmanusia. Berkah merupakan komponen penting dalam Mashlahah, karenanya harus melekat pada setiap input yang digunakan dalam berproduksi dan proses produksi sehingga output produksinya akan mengandung berkah. Karakter penting produksi dalam perspektifnya ekonomi islam adalah perhatiannya terhadap kemuliaan harkat kemanusiaan, yaitu mengangkat kualitas dan derajat hidup serta kualitas kemanusiaan dari manusia. Sementara itu, konsep produksi yang sesuai dengan nilai Islam adalah konsep teknologi berproduksi konstan, dalam arti bahwa teknologi yang digunakan adalah teknologi yang memanfaatkan sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga manusia tersebut mampu meningkatkan harkat kemanusiaannya.
Optimum mashlahah condition akan tercapai pada saat slope (gradient) antara kurva iso-mashlahah dan kurva isoinput adalah sama. Secara sistematis produsen harus mampu menyamakan nilai rasio mashlahah barang X dan mashlahah marginal barang Y sama dengan rasio marginal dalam memproduksi barang X dan input marginal dalam memproduksi barang Y.

3.2     Saran
Semoga dengan adanya pembahasan tentang “Teori dan Analisis Produksi” dapat membawa kita untuk dapat mengetahui akan ilmu Ekonomi Islam terutama yang termasuk di dalam Teori dan Analisis produksi ini sehingga bermanfaat bagi pembaca atau pendengar dan dapat menambah pengetahuan yang dibahas dalam makalah ini.