BAB
I
PENDAHULUAN
Pada
kenyataannya, keseimbangan yang dicapai oleh suatu segmen atau pasar
dipengaruhi dan mempengaruhi keseimbangan pada pasar atau segmen lain. Bab ini
menjelaskan secara umum mekanisme tercapainya keseimbangan antarpasar yang
dikenal dengan keseimbangan umum. Dalam pembahasan awal dijelaskan bagaimana
mekanisme
terjadi secara umum, diikuti proses pencapaian keseimbangan umum yang dianalisis oleh ekonomi konvensional. Pada akhir bab dijelaskan mengenai peran ajaran Islam dalam pencapaian keseimbangan umum, baik dalam aspek proses pencapaian keseimbangan umum, hasil keseimbangan dan faktor-faktor yang turut berperan dalam pembentukan keseimbangan baru dan kesejahteraan ekonomi. Demikian pula dibahas mengenai peran keseimbangan umum dalam pandangan kesejahteraan sosial.
terjadi secara umum, diikuti proses pencapaian keseimbangan umum yang dianalisis oleh ekonomi konvensional. Pada akhir bab dijelaskan mengenai peran ajaran Islam dalam pencapaian keseimbangan umum, baik dalam aspek proses pencapaian keseimbangan umum, hasil keseimbangan dan faktor-faktor yang turut berperan dalam pembentukan keseimbangan baru dan kesejahteraan ekonomi. Demikian pula dibahas mengenai peran keseimbangan umum dalam pandangan kesejahteraan sosial.
Ekonomi islam menawarkan bahwa
keseimbangan tidak dapat dibiarkan berjalan tanpa control. Perlu ada mekanisme
transfer pendapatan dari kelompok sejahtera kepada kelompok pra-sejahtera.
Dalam hal ini, Islam telah mengenalkan
prinsip zakat yang dapat difungsikan
sebagai alat untuk meridribusikan pendapatan. Dalam kondisi kesempatan kerja
penuh, peningkatan jumlah uang beredar tidak akan berdampak bagi keseimbangan
umum kecuali menaikkan harga-harga umum. Percetakan uang yang tidak disertai
dengan peningkatan kapasitas produksi akan memiliki dampak inflationare.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Keseimbangan Umum
Analisis
keseimbangan umum menjelaskan keterkaitan keseimbangan yang terjadi di suatu
pasar terhadap keeimbangan di pasar-pasar lainnya. Dengan analisisini kemudian
bisa di ketahui dampak adanya gangguan keseimbangan (disequilibrium) di suatu
pasar terhadap pasar lain. Adanya kenaikan harga input tenaga kerja akan
berpengaruh terhadap pasar tenaga kerja dan pasar komoditas, baik komoditas
yang menggunakan banyak tenaga kerja ataupun yang tidak.
Keseimbangan
umum mencerminkan harga dan kuantitas keseimbangan yang terjadi secara simultan
pada berbagai pasr. Misalnya tingkat upah yang berlaku di pasar mencapai Rp
1000.000,00 per bulan dengan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan sejumlah 20
juta orang.
Asumsi
Pasar Pesaingan
Dalam
analisis dasar bab ini, perlu dipegang beberapa asumsi dasar untuk mempermudah
analisis. Asumsi dasar yang dipegang adalah bekerjanya pasar secara sempurna,
yaitu adanya mobilitas input ataupun output secara sempurna, adanya
kesempurnaan informasi, dan berlakunya persaingan, yaitu banyaknya penjual dan
pembeli yang memiliki kekuatan tawar-menawar yang seimbang.
Perhatian
utama dalam analisis keseimbangan umum adalah untuk menunjukkan adanya
keterkaitan antarpasar. Setiap perubahan di suatu pasar akan memiliki dampak
positif atau negative, secara langsung ataupun tidak langsung terhadap pasar
yang lain.
B.
Keseimbangan
Umum Antarpasar
Keseimbangan
umum antarpasar menganalisis dampak adanya perubahan kesimbangan di suatu pasar
barang terhadap harga dan kuantitas keseimbangan di pasar lain. Misalkan
industry tekstil dan pasar kapas dapat digambarkan sebagaimana gambar 10.1.
Asumsikan terdapat perubahan dan peningkatan permintaan tekstil dari DT1
menuju DT2. Perubahan ini secara langsung berdampak pada
meningkatnya permintaan atas bahan baku, kapas. Permintaan kapas kemudian
meningkat dari QC1 ke QC2 untuk memenuhi kekurangan
permintaan tekstil setinggi QT2 dengan harga tekstil PT2.
Pasar
Tekstil
(a)
ST
PT
PT2
PT1
DT2
DT1
QT1 QT2 QT
Pasar Kapas
(b)
SC
PC
PC2
PC1
DC2
DC1
QC1 QC2 QC
Gambar 10.1
Keseimbangan
Parsial Pasar
Dengan
keseimbangan yang terjadi di pasar kapas, harga keseimbangan adalah PC
dengan jumlah kapas yang terjual adalah QC. Di sisi lain, sejumlah
kapas ini cukup untuk menghasilkan tekstil sejumlah QT dengan harga tekstil PT.
Misalkan
asumsikan terdapat perubahan dalam pengelolaan tekstil dimana tektil bisa
diproduksi dengan menggunakan srat polyester sebagai pengganti kapas. Gambar
10.2 (a), (b), dan (c) menunjukkan masing-masing pasar polyster, tekstil, dan
kapas.
Pada
awalnya, pasar polyster berada pada posisi keseimbangan harga PP1 dan
kuantitas keseimbangan QP1. Sebagai dampak adanya perbaikan teknik
produksi polyster, secara cepat penawarannya akan meningkat, yang ditunjukkan
dengan bergesernya kurva penawaran menuju ST2 pada gambar 10.2 (b).
Hal ini pada gilirannya akan mendorong harga polyster turun menjadi PP2
yang memberikan insentif yang lebih tinggi untuk produksi tekstil. Sebagai
akibatnya, penawaran tekstil meningkat dan akan mendorong harga tekstil turun
menuju PT2 sebagai mana ditunjukkan pada gambar 10.2 (b). karena
harga tekstil turun sedangkan harga kapas konstan, maka industry tekstil akan
menggunakan polyster lebih banyak untuk menggantikan kapas agar bisa menutup
harga tekstil yang rendah. Hal ini berakibat pada menurunnya permintaan kapas
sebagaimana ditunjukkan pada gambar 10.2 (c).
Pasar polyester
(a)
SP1
PP
SP2
PP1
PP2 DP
QP1 QP2 QP
Pasar Tekstil
(b)
ST1
PT ST2
PT1
PT2
DT
QT1 QT2 QT
Pasar
Kapas
(b)
SC
PC
PC2
PC1
DC2
DC1
QC1 QC2 QC
Gambar 10.2
Keseimbangan
Umum Antarpasar
C.
Keseimbangan
Umum Antarkomoditas
Keseimbangan
umum antarkomoditas menunjukkan bagaimana perubahan pada suatu barang
mempengaruhi produksi komoditas lain dengan jalan mereka harus bersaing dalam
mendapatkan input. Sekilas hal ini hampir sama dengan keseimbangan umum
antarpasar, tetapi terdapat suatu hal pokok membedakan. Pada keseimbangan umum
antarpasar, komoditas bersaing dengan komoditas lain untuk mendapatkan pangsa
pasar. Pada contoh di atas ditunjukkan bagaimana kapas dan polyster bersaing
untuk memperoleh pasar. Pada keseimbangan umum antarkomoditas mereka bersaing
untuk mendapatkan input yang terbatas ketersediaanya. Gambar 10.3 melukiskan
kondisi tersebut.
Y
A IM1
Y1 B IM2
Y2
X1
X2 X
Gambar
10.3
Keseimbangan Umum Antarkomoditas
Misalkan
keseimbangan produksi awal diperoleh pada titik A di mana jumlah barang X dan Y
yang diproduksi adalah X1 dan Y1. Jika misalkan terdapat
perubahan preferensi konsumen terhadap X, maka kurva iso-mashlahah akan berputar searah jarum jam dari IM1 menuju
IM. Keseimbangan baru yang dihasilkan adalah titik B dengan jumlah yang
diproduksi adalah X2 dan Y2. Keseimbangan baru ini
menunjukkan adanya substitusi antara X dan Y yang mendorong jumlah X yang
diproduksi meningkat dan produksi Y menurun.
D.
Keseimbangan
Umum Antarsegmen
Analisis
keseimbangan umum dapat juga dipublikasikan untuk menunjukkan perubahan yang
terjadi antarsegmen perekonomian. Segmen diartikan sebagai suatu bagian atau
kelompok dalam masyarakat atau perekonomianyang memiliki karakteristik yang
sama. Dalam analisis keseimbangan umum antarsegmen ini menampilkan bagaimana
perubahan pada satu segmen perkotaan dan segmen kelompok terbelakang.
1. Hukum Kesamaan Harga (law of one price)
Di
dalam system perekonomian yang bebas dari nilai, di mana setiap produsen ini
memaksimalkan keuntungannya, maka mereka akan menetapkan harga yang sama untuk
satu barang di pasar yang berbeda. Inilah yang dimaksud dengan hukum kesamaan
harga, yang menyatakan bahwa harga suatu barang di dua pasar yang berbeda,
dengan karakteristik yang berbeda, akan selalu sama.
2. Dampak Hukum Kesamaan Harga
terhadap Distribusi Komoditas
Berlakunya hukum satu
harga membawa implikasi pada perubahan distribusi komoditas antarkelompok
masyarakat. Perubahan distribusi komoditas merupakan suatu cerminan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa dijelaskan dengan mengaitkan hukum ini
pada keseimbangan umum antarsegmen. Yaitu segmen dengan pertumbuhan pendapatan
yang tinggi dan segmen yang pendapatannya mandeg.
Segmen Pendapatan Mandeg Segmen Pertumbuhan
Pendapatan Tinggi
SS2 SH1
SS1 SH2
P2
P3
P1
DH2
DH1
Qs QS1 QS2 0 QH1 QH3 QH
Gambar
10.4c
Keseimbangan Umum Antarsegmen
Misalnya
harga mula-mula untuk kedua pasar adalah P1 dengan jumlah barang QS1
di segmen pendapatan mandeg dan QH1 umtuk segmen pertumbuhan
pendapatan tinggi. Tingginya pertumbuhan pendapatan di segmen kedua ini
mendorong naiknya permintaan barang dari DH1 bergeser ke DH2 dan
mendorong harga naik menuju P2.
Hal
penting yang perlu ditekankan adalah bahwa adanya kenaikan pendapatan
masyarakat di segmen pertumbuhan tinggi
akan mendorong harga di kedua segmen meningkat. Hal ini berdampak pada
menurunnya kuantitas barang yang tersedia pada segmen pendapatan mandeg dan
meningkatnya jumlah barang yang tersedia di segmen pertumbuhan tinggi. Jumlah
barang yang dikonsumsi masyarakat ini tidak lain mencerminkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kenaikan pendapatan pada segmen yang
tumbuh berdampak pada menurunkan jumlah komoditas yang terdistribusi kepada
segmen masyarakat berpendapatan mandeg, yang pada akhirnya akan menurunkan
kesejahteraan mereka
E.
Pendekatan
Kotak Edgeworth terhadap Keseimbangan Umum
Pendekatan
kotak Edgeworth biasanya digunakan untuk menunjukkan efesiensi dalam suatu
perekonomian. Dalam hal ini, analisis ini digunakan untuk mennjelaskan
distribusi kesejahteraan dan peran preferensi masyarakat terhadap distribusi
kesejahteraan.
1.
Dasar
Analisis Kotak Edgeworth
Diagram Edgeworth menunjukan diagram yang
mencerminkan distribusi barang/jasa antardua kelompok dalam masyarakat. Diagram
ini bisa digunakan untuk menjelaskan distribusi kesejahteraan dalam masyarakat,
dimana kesejahteraan dimaknai dengan jumlah barang yang bisa dikonsumsi.
2.
Keadilan
Distribusi Optimum
Titik O menunjukkan solusi keadilan
optimum karena pada kondisi ini peningkatan kesejahteraan dibagi secara merata.
Setiap individu mendapatkan tambahan kesejahteraan yang sama, setengah dari
jarak MN.
F.
Keseimbangan
Umum Dinamis
Pada
subbab sebelumnya telah dianalisis keseimbangan umum statis, di mana tidak
mempertimbangkan adanya efek reaksi balik (feedback)
yang mungkin berdampak pada cakupan yang lebih luas. Dalam penjelasan berikut
ini akan dipaparkan dinamika keseimbangan umum terhadap perubahan yang terjadi
pada suatu kelompok atau perubahan.
1.
Penurunan
Kesejahteraan Kelompok Inferior
Dengan tingginya pendapatan, segmen
pendapatan tinggi memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraannya
dengan menggeser iso-mashlahahnya kea arah luar. Hal ini berarti kesejahteraan
kelompok inferior ini mengalami penurunan. Turunnya kesejahteraan segmen
pendapatan mandeg ini bukanlah akhir proses redistribusi pendapatan. Bahkan
proses ini akan berjalan terus karena pendapatan kelompok pendapatan tinggi
senantiasa tumbuh yang pada akhirnya akan mendesak segmen pendapatan-mandeg
semakin rendah pendapatan rielnya dan semakin rendah kesejahteraannya. Gambar
di bawah ini membantu menjelaskan secara lebih jelas kondisi di atas.
IMA1
IMA3 IMA1
IMB
Gambar
10.8
Penurunan
Kesejahteraan Kelompok Inferior
Gambar
10.8 menunjukkan bahwa pergeseran kurva iso-mashlahah segmen pertama
menyebabkan penurunan kesejahteraan kelompok kedua, yang ditunjukkan oleh
pergeseran kurva iso-mashlahah kea arah titik nol. Proses ini hanya akan
berhenti setelah pendapatan riel kelompok kedua mencapai nol. Hal ini
menunjukkan ketidakmungkinan parreto optimum dalam pendistribusian
kesejahteraan.
2. Peranan Zakat terhadap Distribusi
Kesejahteraan
Dari
penjelasan sebelumnya dapat dilihat dalam persaingan untuk meningkatkan
kesejahteraan akan membawa kondisi dimana kesejahteraan kelompok berpendapatan
mandeg akan terus tergerus oleh adanya peningkatan kesejahteraan kelompok
berpendapatan tinggi. Hal ini merupakan problem yang serius dalam masyarakat
yang bisa berakibat adanya kecemburuan social yang akhirnya bisa menimbulkan
problem sosial yang lebih kompleks.
Islam
mengajarkan bahwa mekanisme transfer pendapatan ini merupakan alat untuk
menghindari adanya ketidakadilan social dan distribusi kesejahteraan atau
pendapatan. Dalam hal ini mekanisme distribusi pendapatan dalam islam, zakat
misalnya, bisa berperan ganda di dalam meningkatkan keadilan distriusi :
a. Zakat
berfungsi untuk mengurangi tingkat pendapatan yang siap dikonsumsi oleh segmen
orang kaya (muzakkiy). Oleh karena
itu, pengimplementasian zakat diharapkan akan mampu mengeram tingkat
konsumsinya orang kaya sehingga kurva permintaan segmen kaya tidak meningkat
terlalu tajam. Hal ini pada akhirnya akan memiliki dampak yang positif, yaitu
menurunnya dampak meningkatnya harga-harga komoditas.
b. Zakat
berfungsi sebagai media transfer pendapatan sehingga mampu meningkatkan. segmen
miskin akan meningkat daya belinya sehingga mampu berinteraksi dengan segmen
kaya.
G.
Analisis
Keseimbangan Umum terhadap Fungsi Uang
Dalam
praktiknya dalam proses mencapai keseimbangan ini terdapat mekanisme aliran
uang dalam perekonomian. Bagaimana peran aliran uang dalam perekonomian,
bagaimana efek uang ini terhadap keseimbangan akan dibahas dalam subbab ini.
1. Dampak Uang terhadap Output
Perhatian
utama dari bahasa ini adalah peran uang dan output perekonomian. Karena output
dihasilkan melalui proses teknologi pemrosesan input, maka diskusi diawali dari
penjelasan mengenai teknologi.
Analisis
selanjutnya adalah untuk melihat dampak adanya kebijakan moneter terhadap output.
Untuk melihat hal itu perlu ditinjau kembali bagaimana teknologi dalam
menghasilkan output diturunkan.
2. Dampak Uang terhadap Harga
Penawaran
untuk kedua jenis barang di setiap pasar adalah tetap tidak berubah ketika
permintaan untuk barang tersebut meningkat. Sebagai akibatnya harga-harga
barang di pasar akan meningkat. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa dampak
akhir dari kenaikan jumlah uang yang ditawarkan akan menaikkan harga di setiap
pasar dan tidak memiliki dampak terhadap output perkonomian. Hal ini
menunjukkan bahwa uang tidak mempunyai dampak yang nyata dalam penciptaan
output. Uang hanya memberi dampak pada pergerakan harga barang.
3. Peran Uang dalam Transaksi
Subbab
ini akan membahas peran lain dari uang terhadap transaksi. Misalkan uang yang
diperlukan untuk transaksi (T) adalah uang yang digunakan untuk memfasilitasi
seluruh transaksi dalam perekonomian. Secara aljabar, uang transaksi ini bisa
diekspresikan menjadi:
T1
= PX1 X1 + PY1 Y1 (10.1)
Persamaan 10.1 di atas tidak lain menunjukkan garis
anggaran. Jumlah uang untuk transaksi ini merupakan fraksi dari seluruh uang
yang ada dalam perekonomian atau sumber daya uang:
M1 =
T1 + S1
(10.2)
Persamaan M1 yang menunjukkan sumber daya uang
di atas secara intuitif mencerminkan kemungkinan terjadinya kelebihan uang
transaksi. Kelebihan uang ini akan ditabung, S1 yang secara umum
dikenal dengan penawaran uang. Tabungan ini juga menunjukkan suatu kelonggaran
untuk meningkatkan permintaan uang di masa depan. Karenanya tabungan dapat
disefinisikan sebagai salah satu sumber penawaran uang.
Misalnya kemudian terdapat kenaikan secara simultan
antara kebutuhan masyarakat dan harga-harga barang, hal ini kemudian mendorong
uang transaksi akan berubah menjadi:
T2 = PX2 X2 + PY2 Y2
(10.3)
Jika misalkan sumber
daya uang tidaklah berubah, maka akan menjadi:
M1 =
T2 + (S1 + DS) (10.4)
Dari persamaan 10.4
terdapat suatu terma baru yaitu DS, yang
menunjukkan adanya penurunan tabungan karena digunakan untuk pembelian tambahan
barang dan kenaikan harga. Karenanya persamaan (10.4) dapat ditulis menjadi:
M1 = T2
+ S2
(10.5)
Di mana, S2 =
S1 + DS. Hal ini mengikuti domain persamaan
(10.5) sehingga S2 ≥ 0. Jika persamaan (10.5) bukanlah domain dari
persamaan ini, maka tidak diperlukan untuk merestrukturisasi sumber daya uang,
M. Hal ini disebabkan jika:
S2
= 0 M1 = T2
dan jika S2 ˃ 0 M1 = T2
+ S2 ˃ 0
Jika S2 = 0
˂ 0, maka:
M1 =
T2 - S2
(10.6)
Persamaan (10.6) telah keluar dari domaindi atas. Hal ini
mengimplikasikan bahwa terdapat dua alternative yang bisa dipilih. Pertama, mempertahankan
jumlah uang transaksi pada tingkat M1 dengan konsekuensi bahwa nilai
transaksi menurun. Kedua,
mempertahankan nilai transaksi pada tingkat T2 dengan konsekuensi
bahwa jumlah sumber daya uang harus meningkat, setidaknya menjadi setinggi S2,
disuntikkan ke dalam kedua persamaan (10.6), maka akan didapatkan:
M1 +
S2 = T2 – S2 + S2
M2 = T2, dimana M2
= M1 + S2
(10.7)
Uang yang diekspresikan dalam persamaan (10.7)
sesungguhnya merupakan uang yang dibutuhkan untuk kebutuhan uang transaksi. Hal
ini bersesuaian dengan definisi di muka bahwa tabungan (positif) dipandang
sebagai kelebihan uang yang disebut dengan penawaran uang dalam perekonomian.
Karenanya, dapat dirasakan bahwa tabungan negatif tidak lain mencerminkan kekurangan
penawaran uang.
Implikasi yang muncul dari hal ini adalah bahwasannya
konsep uang yang ada dalam islam adalah uang endogenous yang mana artinya uang
diperoleh dari dalam perekonomian yang bersangkutan. Uang mencerminkan tingkat
volume transaksi dan potensi tabungan yang ada dalam suatu perekonomian. Hal
ini berarti menuntut bahwa uang tersebut harus berada dalam bentuk uang
komoditas. Adapun jumlah uang beredar harus berada dalam bentuk uang komoditas.
Adapun jumlah uang yang beredar harus merefleksikan (dalam proporsi yang
konstan) jumlah output yang diproduksi.
BAB
III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Keseimbangan umum merupakan suatu
kondisi di mana keseimbangan di suatu pasar tercapai dengan sejalan
keseimbangan di pasar lain. Dalam kondisi ini, terciptanya harga dan kuantitas
keseimbangan yang umum berlaku di setiap pasar, setiap komoditas ataupun setiap
segmen. Keseimbangan umum bisa terjadi dalam pasar yang sama (komoditas yang
berbeda), keseimbangan umum antarkomoditas dan keseimbangan umum antarsegmen.
Dalam praktiknya keseimbangan yang terjadi di suatu segmen akan berpengaruh
terhadap segmen lainnya.
Proses tercapainya keseimbangan umum
terjadi secara alamiah, di mana adanya gangguan atau ketidakseimbangan di suatu
segmen akan langsung direspon oleh keseimbangan di segmen lain. Keseimbangan
umum yang terjadi secara alamiah berakibat pada adanya kecenderungan
keseimbangan yang homogeny antarsektor atau antarkomoditas. Hal ini membawa
implikasi bahwa adanya peningkatan permintaan di suatu segmen bisa berdampak
pada berkurangnya permintaan di segmen lain. Berkurangnya permintaan di segmen
ini bisa mencerminkan turunnya kesejahteraan di kelompok tersebut.
B.
Saran
Diharapkan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bisa lebih dimengerti dan
memahami lebih dalam tentang “keseimbangan
umum” seperti yang telah di jelaskan dalam makalah ini.
No comments:
Post a Comment