loading...

Monday 14 October 2013

Keseimbangan Umum



BAB I
PENDAHULUAN

Pada kenyataannya, keseimbangan yang dicapai oleh suatu segmen atau pasar dipengaruhi dan mempengaruhi keseimbangan pada pasar atau segmen lain. Bab ini menjelaskan secara umum mekanisme tercapainya keseimbangan antarpasar yang dikenal dengan keseimbangan umum. Dalam pembahasan awal dijelaskan bagaimana mekanisme
terjadi secara umum, diikuti proses pencapaian keseimbangan umum yang dianalisis oleh ekonomi konvensional. Pada akhir bab dijelaskan mengenai peran ajaran Islam dalam pencapaian keseimbangan umum, baik dalam aspek proses pencapaian keseimbangan umum, hasil keseimbangan dan faktor-faktor yang turut berperan dalam pembentukan keseimbangan baru dan kesejahteraan ekonomi. Demikian pula dibahas mengenai peran keseimbangan umum dalam pandangan kesejahteraan sosial.
            Ekonomi islam menawarkan bahwa keseimbangan tidak dapat dibiarkan berjalan tanpa control. Perlu ada mekanisme transfer pendapatan dari kelompok sejahtera kepada kelompok pra-sejahtera. Dalam hal ini, Islam telah  mengenalkan prinsip zakat yang dapat difungsikan sebagai alat untuk meridribusikan pendapatan. Dalam kondisi kesempatan kerja penuh, peningkatan jumlah uang beredar tidak akan berdampak bagi keseimbangan umum kecuali menaikkan harga-harga umum. Percetakan uang yang tidak disertai dengan peningkatan kapasitas produksi akan memiliki dampak inflationare.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Keseimbangan Umum
Analisis keseimbangan umum menjelaskan keterkaitan keseimbangan yang terjadi di suatu pasar terhadap keeimbangan di pasar-pasar lainnya. Dengan analisisini kemudian bisa di ketahui dampak adanya gangguan keseimbangan (disequilibrium) di suatu pasar terhadap pasar lain. Adanya kenaikan harga input tenaga kerja akan berpengaruh terhadap pasar tenaga kerja dan pasar komoditas, baik komoditas yang menggunakan banyak tenaga kerja ataupun yang tidak.
Keseimbangan umum mencerminkan harga dan kuantitas keseimbangan yang terjadi secara simultan pada berbagai pasr. Misalnya tingkat upah yang berlaku di pasar mencapai Rp 1000.000,00 per bulan dengan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan sejumlah 20 juta orang.
Asumsi Pasar Pesaingan
Dalam analisis dasar bab ini, perlu dipegang beberapa asumsi dasar untuk mempermudah analisis. Asumsi dasar yang dipegang adalah bekerjanya pasar secara sempurna, yaitu adanya mobilitas input ataupun output secara sempurna, adanya kesempurnaan informasi, dan berlakunya persaingan, yaitu banyaknya penjual dan pembeli yang memiliki kekuatan tawar-menawar yang seimbang.
Perhatian utama dalam analisis keseimbangan umum adalah untuk menunjukkan adanya keterkaitan antarpasar. Setiap perubahan di suatu pasar akan memiliki dampak positif atau negative, secara langsung ataupun tidak langsung terhadap pasar yang lain.
B.     Keseimbangan Umum Antarpasar
Keseimbangan umum antarpasar menganalisis dampak adanya perubahan kesimbangan di suatu pasar barang terhadap harga dan kuantitas keseimbangan di pasar lain. Misalkan industry tekstil dan pasar kapas dapat digambarkan sebagaimana gambar 10.1. Asumsikan terdapat perubahan dan peningkatan permintaan tekstil dari DT1 menuju DT2. Perubahan ini secara langsung berdampak pada meningkatnya permintaan atas bahan baku, kapas. Permintaan kapas kemudian meningkat dari QC1 ke QC2 untuk memenuhi kekurangan permintaan tekstil setinggi QT2 dengan harga tekstil PT2.



                        Pasar Tekstil                           
(a)                        
                                         ST       
        PT

      PT2
        PT1
          DT2
    DT1

                              QT1  QT2                                  QT

                        Pasar Kapas
        (b)
                                         SC       
        PC

      PC2
        PC1
          DC2
    DC1

                              QC1  QC2                                  QC
                                                Gambar 10.1
                        Keseimbangan Parsial Pasar

Dengan keseimbangan yang terjadi di pasar kapas, harga keseimbangan adalah PC dengan jumlah kapas yang terjual adalah QC. Di sisi lain, sejumlah kapas ini cukup untuk menghasilkan tekstil sejumlah QT  dengan harga tekstil PT.
Misalkan asumsikan terdapat perubahan dalam pengelolaan tekstil dimana tektil bisa diproduksi dengan menggunakan srat polyester sebagai pengganti kapas. Gambar 10.2 (a), (b), dan (c) menunjukkan masing-masing pasar polyster, tekstil, dan kapas.
Pada awalnya, pasar polyster berada pada posisi keseimbangan harga PP1 dan kuantitas keseimbangan QP1. Sebagai dampak adanya perbaikan teknik produksi polyster, secara cepat penawarannya akan meningkat, yang ditunjukkan dengan bergesernya kurva penawaran menuju ST2 pada gambar 10.2 (b). Hal ini pada gilirannya akan mendorong harga polyster turun menjadi PP2 yang memberikan insentif yang lebih tinggi untuk produksi tekstil. Sebagai akibatnya, penawaran tekstil meningkat dan akan mendorong harga tekstil turun menuju PT2 sebagai mana ditunjukkan pada gambar 10.2 (b). karena harga tekstil turun sedangkan harga kapas konstan, maka industry tekstil akan menggunakan polyster lebih banyak untuk menggantikan kapas agar bisa menutup harga tekstil yang rendah. Hal ini berakibat pada menurunnya permintaan kapas sebagaimana ditunjukkan pada gambar 10.2 (c).


                        Pasar polyester                                                                                   
(a)                       
                                            SP1           
        PP                                                          SP2

      PP1
        PP2                                                                         DP                 
         
   


                                    QP1          QP2                                  QP



                        Pasar Tekstil
(b)
                                         ST1      
        PT                                                         ST2

      PT1
        PT2
          
             DT


                              QT1  QT2                                  QT

Pasar Kapas
                                 (b)
                                         SC       
        PC

      PC2
        PC1
          DC2
    DC1

                              QC1  QC2                                  QC
                  Gambar 10.2
      Keseimbangan Umum Antarpasar


C.    Keseimbangan Umum Antarkomoditas
Keseimbangan umum antarkomoditas menunjukkan bagaimana perubahan pada suatu barang mempengaruhi produksi komoditas lain dengan jalan mereka harus bersaing dalam mendapatkan input. Sekilas hal ini hampir sama dengan keseimbangan umum antarpasar, tetapi terdapat suatu hal pokok membedakan. Pada keseimbangan umum antarpasar, komoditas bersaing dengan komoditas lain untuk mendapatkan pangsa pasar. Pada contoh di atas ditunjukkan bagaimana kapas dan polyster bersaing untuk memperoleh pasar. Pada keseimbangan umum antarkomoditas mereka bersaing untuk mendapatkan input yang terbatas ketersediaanya. Gambar 10.3 melukiskan kondisi tersebut.


           
        Y


                                                     A                       IM1
Y1                                                                                             B                        IM2
          Y2                                                                                               


                                                   
                                                     X1                            X2                                               X
Gambar 10.3
                                                Keseimbangan Umum Antarkomoditas
Misalkan keseimbangan produksi awal diperoleh pada titik A di mana jumlah barang X dan Y yang diproduksi adalah X1 dan Y1. Jika misalkan terdapat perubahan preferensi konsumen terhadap X, maka kurva iso-mashlahah akan berputar searah jarum jam dari IM1 menuju IM. Keseimbangan baru yang dihasilkan adalah titik B dengan jumlah yang diproduksi adalah X2 dan Y2. Keseimbangan baru ini menunjukkan adanya substitusi antara X dan Y yang mendorong jumlah X yang diproduksi meningkat dan produksi Y menurun.



D.    Keseimbangan Umum Antarsegmen
Analisis keseimbangan umum dapat juga dipublikasikan untuk menunjukkan perubahan yang terjadi antarsegmen perekonomian. Segmen diartikan sebagai suatu bagian atau kelompok dalam masyarakat atau perekonomianyang memiliki karakteristik yang sama. Dalam analisis keseimbangan umum antarsegmen ini menampilkan bagaimana perubahan pada satu segmen perkotaan dan segmen kelompok terbelakang.
1.      Hukum Kesamaan Harga (law of one price)
Di dalam system perekonomian yang bebas dari nilai, di mana setiap produsen ini memaksimalkan keuntungannya, maka mereka akan menetapkan harga yang sama untuk satu barang di pasar yang berbeda. Inilah yang dimaksud dengan hukum kesamaan harga, yang menyatakan bahwa harga suatu barang di dua pasar yang berbeda, dengan karakteristik yang berbeda, akan selalu sama.
2.      Dampak Hukum Kesamaan Harga terhadap Distribusi Komoditas
Berlakunya hukum satu harga membawa implikasi pada perubahan distribusi komoditas antarkelompok masyarakat. Perubahan distribusi komoditas merupakan suatu cerminan kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa dijelaskan dengan mengaitkan hukum ini pada keseimbangan umum antarsegmen. Yaitu segmen dengan pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan segmen yang pendapatannya mandeg.
            Segmen Pendapatan Mandeg                         Segmen Pertumbuhan Pendapatan Tinggi
                 SS2                                                                                                                                                               SH1
            SS1                                                                                                                                                                         SH2
                                                                    P2
                                                                    P3                                                                                                
                                                                    P1                                                             
                                                                                                                                    DH2     
                                                                                                  DH1

            Qs                                       QS1                    QS2                                0          QH1                     QH3                                     QH
Gambar 10.4c
                                                Keseimbangan Umum Antarsegmen
Misalnya harga mula-mula untuk kedua pasar adalah P1 dengan jumlah barang QS1 di segmen pendapatan mandeg dan QH1 umtuk segmen pertumbuhan pendapatan tinggi. Tingginya pertumbuhan pendapatan di segmen kedua ini mendorong naiknya permintaan barang dari DH1 bergeser ke DH2 dan mendorong harga naik menuju P2.
Hal penting yang perlu ditekankan adalah bahwa adanya kenaikan pendapatan masyarakat di segmen pertumbuhan  tinggi akan mendorong harga di kedua segmen meningkat. Hal ini berdampak pada menurunnya kuantitas barang yang tersedia pada segmen pendapatan mandeg dan meningkatnya jumlah barang yang tersedia di segmen pertumbuhan tinggi. Jumlah barang yang dikonsumsi masyarakat ini tidak lain mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kenaikan pendapatan pada segmen yang tumbuh berdampak pada menurunkan jumlah komoditas yang terdistribusi kepada segmen masyarakat berpendapatan mandeg, yang pada akhirnya akan menurunkan kesejahteraan mereka
E.     Pendekatan Kotak Edgeworth terhadap Keseimbangan Umum
Pendekatan kotak Edgeworth biasanya digunakan untuk menunjukkan efesiensi dalam suatu perekonomian. Dalam hal ini, analisis ini digunakan untuk mennjelaskan distribusi kesejahteraan dan peran preferensi masyarakat terhadap distribusi kesejahteraan.
1.      Dasar Analisis Kotak Edgeworth
      Diagram Edgeworth menunjukan diagram yang mencerminkan distribusi barang/jasa antardua kelompok dalam masyarakat. Diagram ini bisa digunakan untuk menjelaskan distribusi kesejahteraan dalam masyarakat, dimana kesejahteraan dimaknai dengan jumlah barang yang bisa dikonsumsi.
2.      Keadilan Distribusi Optimum
            Titik O menunjukkan solusi keadilan optimum karena pada kondisi ini peningkatan kesejahteraan dibagi secara merata. Setiap individu mendapatkan tambahan kesejahteraan yang sama, setengah dari jarak MN.
F.     Keseimbangan Umum Dinamis
Pada subbab sebelumnya telah dianalisis keseimbangan umum statis, di mana tidak mempertimbangkan adanya efek reaksi balik (feedback) yang mungkin berdampak pada cakupan yang lebih luas. Dalam penjelasan berikut ini akan dipaparkan dinamika keseimbangan umum terhadap perubahan yang terjadi pada suatu kelompok atau perubahan.
1.      Penurunan Kesejahteraan Kelompok Inferior
            Dengan tingginya pendapatan, segmen pendapatan tinggi memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan menggeser iso-mashlahahnya kea arah luar. Hal ini berarti kesejahteraan kelompok inferior ini mengalami penurunan. Turunnya kesejahteraan segmen pendapatan mandeg ini bukanlah akhir proses redistribusi pendapatan. Bahkan proses ini akan berjalan terus karena pendapatan kelompok pendapatan tinggi senantiasa tumbuh yang pada akhirnya akan mendesak segmen pendapatan-mandeg semakin rendah pendapatan rielnya dan semakin rendah kesejahteraannya. Gambar di bawah ini membantu menjelaskan secara lebih jelas kondisi di atas.
                                                                             
                                                                   IMA1
                                    IMA3                        IMA1
                                                                





                                                                                                        
                                                                                                      IMB                                                              

Gambar 10.8
                                    Penurunan  Kesejahteraan Kelompok Inferior
Gambar 10.8 menunjukkan bahwa pergeseran kurva iso-mashlahah segmen pertama menyebabkan penurunan kesejahteraan kelompok kedua, yang ditunjukkan oleh pergeseran kurva iso-mashlahah kea arah titik nol. Proses ini hanya akan berhenti setelah pendapatan riel kelompok kedua mencapai nol. Hal ini menunjukkan ketidakmungkinan parreto optimum dalam pendistribusian kesejahteraan.
2.      Peranan Zakat terhadap Distribusi Kesejahteraan
Dari penjelasan sebelumnya dapat dilihat dalam persaingan untuk meningkatkan kesejahteraan akan membawa kondisi dimana kesejahteraan kelompok berpendapatan mandeg akan terus tergerus oleh adanya peningkatan kesejahteraan kelompok berpendapatan tinggi. Hal ini merupakan problem yang serius dalam masyarakat yang bisa berakibat adanya kecemburuan social yang akhirnya bisa menimbulkan problem sosial yang lebih kompleks.
Islam mengajarkan bahwa mekanisme transfer pendapatan ini merupakan alat untuk menghindari adanya ketidakadilan social dan distribusi kesejahteraan atau pendapatan. Dalam hal ini mekanisme distribusi pendapatan dalam islam, zakat misalnya, bisa berperan ganda di dalam meningkatkan keadilan distriusi :
a.       Zakat berfungsi untuk mengurangi tingkat pendapatan yang siap dikonsumsi oleh segmen orang kaya (muzakkiy). Oleh karena itu, pengimplementasian zakat diharapkan akan mampu mengeram tingkat konsumsinya orang kaya sehingga kurva permintaan segmen kaya tidak meningkat terlalu tajam. Hal ini pada akhirnya akan memiliki dampak yang positif, yaitu menurunnya dampak meningkatnya harga-harga komoditas.
b.      Zakat berfungsi sebagai media transfer pendapatan sehingga mampu meningkatkan. segmen miskin akan meningkat daya belinya sehingga mampu berinteraksi dengan segmen kaya.

G.    Analisis Keseimbangan Umum terhadap Fungsi Uang
Dalam praktiknya dalam proses mencapai keseimbangan ini terdapat mekanisme aliran uang dalam perekonomian. Bagaimana peran aliran uang dalam perekonomian, bagaimana efek uang ini terhadap keseimbangan akan dibahas dalam subbab ini.
1.      Dampak Uang terhadap Output
Perhatian utama dari bahasa ini adalah peran uang dan output perekonomian. Karena output dihasilkan melalui proses teknologi pemrosesan input, maka diskusi diawali dari penjelasan mengenai teknologi.
Analisis selanjutnya adalah untuk melihat dampak adanya kebijakan moneter terhadap output. Untuk melihat hal itu perlu ditinjau kembali bagaimana teknologi dalam menghasilkan output diturunkan.
2.      Dampak Uang terhadap Harga
Penawaran untuk kedua jenis barang di setiap pasar adalah tetap tidak berubah ketika permintaan untuk barang tersebut meningkat. Sebagai akibatnya harga-harga barang di pasar akan meningkat. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa dampak akhir dari kenaikan jumlah uang yang ditawarkan akan menaikkan harga di setiap pasar dan tidak memiliki dampak terhadap output perkonomian. Hal ini menunjukkan bahwa uang tidak mempunyai dampak yang nyata dalam penciptaan output. Uang hanya memberi dampak pada pergerakan harga barang.
3.      Peran Uang dalam Transaksi
Subbab ini akan membahas peran lain dari uang terhadap transaksi. Misalkan uang yang diperlukan untuk transaksi (T) adalah uang yang digunakan untuk memfasilitasi seluruh transaksi dalam perekonomian. Secara aljabar, uang transaksi ini bisa diekspresikan menjadi:
T1 = PX1 X1 + PY1 Y1                                                                (10.1)
            Persamaan 10.1 di atas tidak lain menunjukkan garis anggaran. Jumlah uang untuk transaksi ini merupakan fraksi dari seluruh uang yang ada dalam perekonomian atau sumber daya uang:
                                                            M1 = T1 + S1                                                                               (10.2)
            Persamaan M1 yang menunjukkan sumber daya uang di atas secara intuitif mencerminkan kemungkinan terjadinya kelebihan uang transaksi. Kelebihan uang ini akan ditabung, S1 yang secara umum dikenal dengan penawaran uang. Tabungan ini juga menunjukkan suatu kelonggaran untuk meningkatkan permintaan uang di masa depan. Karenanya tabungan dapat disefinisikan sebagai salah satu sumber penawaran uang.
            Misalnya kemudian terdapat kenaikan secara simultan antara kebutuhan masyarakat dan harga-harga barang, hal ini kemudian mendorong uang transaksi akan berubah menjadi:
                                                            T2 =  PX2 X2 + PY2 Y2                                                            (10.3)
Jika misalkan sumber daya uang tidaklah berubah, maka akan menjadi:
                                                            M1 = T2 + (S1 + DS)                                                  (10.4)
Dari persamaan 10.4 terdapat suatu terma baru yaitu DS, yang menunjukkan adanya penurunan tabungan karena digunakan untuk pembelian tambahan barang dan kenaikan harga. Karenanya persamaan (10.4) dapat ditulis menjadi:
                                                            M1 = T2 + S2                                                                               (10.5)
Di mana, S2 = S1 + DS. Hal ini mengikuti domain persamaan (10.5) sehingga S2 ≥ 0. Jika persamaan (10.5) bukanlah domain dari persamaan ini, maka tidak diperlukan untuk merestrukturisasi sumber daya uang, M. Hal ini disebabkan jika:
                        S2 = 0         M1 = T2     dan jika      S2 ˃ 0          M1 = T2 + S2  ˃ 0
Jika S2 = 0 ˂ 0, maka:
                                                            M1 = T2 - S2                                                                                (10.6)
            Persamaan (10.6) telah keluar dari domaindi atas. Hal ini mengimplikasikan bahwa terdapat dua alternative yang bisa dipilih. Pertama, mempertahankan jumlah uang transaksi pada tingkat M1 dengan konsekuensi bahwa nilai transaksi menurun. Kedua, mempertahankan nilai transaksi pada tingkat T2 dengan konsekuensi bahwa jumlah sumber daya uang harus meningkat, setidaknya menjadi setinggi S2, disuntikkan ke dalam kedua persamaan (10.6), maka akan didapatkan:
                                                            M1 + S2 = T2 – S2 + S2
                                                                       M2 = T2, dimana M2 = M1 + S2                                               (10.7)
            Uang yang diekspresikan dalam persamaan (10.7) sesungguhnya merupakan uang yang dibutuhkan untuk kebutuhan uang transaksi. Hal ini bersesuaian dengan definisi di muka bahwa tabungan (positif) dipandang sebagai kelebihan uang yang disebut dengan penawaran uang dalam perekonomian. Karenanya, dapat dirasakan bahwa tabungan negatif tidak lain mencerminkan kekurangan penawaran uang.
            Implikasi yang muncul dari hal ini adalah bahwasannya konsep uang yang ada dalam islam adalah uang endogenous yang mana artinya uang diperoleh dari dalam perekonomian yang bersangkutan. Uang mencerminkan tingkat volume transaksi dan potensi tabungan yang ada dalam suatu perekonomian. Hal ini berarti menuntut bahwa uang tersebut harus berada dalam bentuk uang komoditas. Adapun jumlah uang beredar harus berada dalam bentuk uang komoditas. Adapun jumlah uang yang beredar harus merefleksikan (dalam proporsi yang konstan) jumlah output yang diproduksi.






















BAB III
PENUTUPAN

A.          Kesimpulan
Keseimbangan umum merupakan suatu kondisi di mana keseimbangan di suatu pasar tercapai dengan sejalan keseimbangan di pasar lain. Dalam kondisi ini, terciptanya harga dan kuantitas keseimbangan yang umum berlaku di setiap pasar, setiap komoditas ataupun setiap segmen. Keseimbangan umum bisa terjadi dalam pasar yang sama (komoditas yang berbeda), keseimbangan umum antarkomoditas dan keseimbangan umum antarsegmen. Dalam praktiknya keseimbangan yang terjadi di suatu segmen akan berpengaruh terhadap segmen lainnya.
Proses tercapainya keseimbangan umum terjadi secara alamiah, di mana adanya gangguan atau ketidakseimbangan di suatu segmen akan langsung direspon oleh keseimbangan di segmen lain. Keseimbangan umum yang terjadi secara alamiah berakibat pada adanya kecenderungan keseimbangan yang homogeny antarsektor atau antarkomoditas. Hal ini membawa implikasi bahwa adanya peningkatan permintaan di suatu segmen bisa berdampak pada berkurangnya permintaan di segmen lain. Berkurangnya permintaan di segmen ini bisa mencerminkan turunnya kesejahteraan di kelompok tersebut.
B.           Saran
Diharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bisa lebih dimengerti dan memahami lebih dalam tentang “keseimbangan umum” seperti yang telah di jelaskan dalam makalah ini.

No comments:

Post a Comment