DAFTAR ISI
Kata Pengantar
……………………………………………………………………………. i
Daftar Isi
………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
………………………………………..………….….. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prengertian produksi
……………………………………………………. 2
2.2 Atribut fisik dan nilai dalam produk
……………………………………….…... 2
2.3 Input produksi dan berkah
…………………………………….………….…….. 3
2.4 Kemuliaan harkat kemanusiaan sebagai
karakter produsi ……………………… 4
2.5
Eksplorasi dan pembentukan
konsep produksi ………………………………… 5
2.6 Produksi dengan teknologi konstan
……………………………………….…… 6
1.
Kurva Isoinput ……………………………………………………..……
7
2.
Implikasi konsep produksi Islam pada
kegiatan produksi …….………. 10
3.
Kombinasi output maksimum
………………………………………… 11
2.7 Produksi dengan modal tetap ……………………………………………...….. 12
1.
Fungsi Produksi ………………………………………………………... 13
2.
Produktivitas Rata-rata
………………………………………………… 13
3.
Marginal Physical Product Of Input dalam Islam …………………….. 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………..……….. 15
3.2 Saran ……………………………………………………………..…………… 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Produksi merupakan mata rantai
konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan konsumen.
Produsen sebagaimana konsumen, bertujuan untuk memperoleh mashlahah maksimum melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam
perspektif ekonomi islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal melainkan
pemburu mashlahah. Ekspresi mashlahah dalam kegiatan produksi adalah
keuntungan dan berkah sehingga produsen akan menentukan kombinasi antara berkah
dan keuntungan yang memberikan mashlahah maksimal.
Oleh karena itu, tujuan produsen bukan hanya laba, maka pertimbangan produsen
juga bukan semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan
teknis dengan output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (nonteknis) yang
ada pada sumber daya maupun output.
Misalnya
ketika untuk menghasilkan baju diperlukan kain, benang, tenaga kerja, serta
mesin jahit produsen tidak hanya memikirkan berapa meter kain dan benang yang
diperlukan agar labanya maksimal, namun juga mempertimbangkan jenis kain dan
benang apa, dan dibeli dengan harga berapa, berapa tenaga kerja diperlukan,
berapa baju akan dibuat agar mashlahah mencapai
maksimal.
Kegiatan produksi membutuhkan
berbagai jenis sumber daya ekonomi yang lazim disebut input atau faktor
produksi. Secara garis besar input dapat dikategorikan ke dalam input manusia
dan input non manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Produksi
Produksi merupakan mata rantai
konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan konsumen.
Produsen sebagaimana konsumen, bertujuan untuk memperoleh mashlahah maksimum melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam
perspektif ekonomi islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal melainkan
pemburu mashlahah. Ekspresi mashlahah dalam kegiatan produksi adalah
keuntungan dan berkah sehingga produsen akan menentukan kombinasi antara berkah
dan keuntungan yang memberikan mashlahah maksimal.
Oleh karena itu, tujuan produsen bukan hanya laba, maka pertimbangan produsen
juga bukan semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan
teknis dengan output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (nonteknis) yang
ada pada sumber daya maupun output.
2.2 Atribut
Fisik dan Nilai dalam Produk
Sebuah produk yang dihasilkan oleh
produsen menjadi berharga atau bernilai bukan karena adanya berbagai atribut
fisik dari produk semata, tetapi juga karena adanya nilai (value) yang dipandang berharga oleh konsumen. Atribut fisik yang
melekat pada suatu barang misalnya bahan baku pembuatannya, kualitas keawetan
barang tersebut, bentuk atau desain barang, dan lain-lain.
Dua barang yang memiliki atribut fisik
sama belum tentu akan berharga sama di hadapan konsumen karena perbedaan nilai
yang ada dalam barang tersebut. Misalnya, dua buah raket tenis yang memiliki
spesifikasi teknis sama, tetapi harganya berbeda karena merknya berbeda. Raket
tenis bermerk terkenal harganya lebih mahal dibandingkan yang tidak terkenal,
meskipun bahannya sama, desain modelnya sama, dan tentu saja fungsinya sama.
Terkadang harga barang bisa jauh melampau nilai fungsionalnya karena tingginya
nilai nonfisik yang ada padanya.
Atribut fisik suatu barang pada
dasarnya bersifat objektif, dapat diperbandingkan satu sama lainnya, tetapi
nilai yang melekat pada suatu barang bernilai subjektif. Dalam pandangan
ekonomi islam produk juga merupakan kombinasi dari atribut fisik dan nilai (value). Konsep ekonomi islam tentang
atribut fisik suatu barang mungkin tidak berbeda dengan pandangan pada umumnya,
tetapi konsep nilai yang harus ada dalam setiap barang adalah nilai-nilai
keislaman (Islamic values)
Jadi jelaslah bahwa satu produk harus
memiliki atribut fisik sekaligus berkah agar membawa mashlahah. Dengan cara pandang seperti ini maka kuantitas produk
diekspresikan sebagai berikut:
QM = qF + qB
Di mana
QM adalah barang yang memiliki mashlahah
qF
adalah atribut fisik barang
qB
adalah berkah barang tersebut
2.3 Input
Produksi dan Berkah
Kegiatan produksi membutuhkan berbagai
jenis sumber daya yang menjadi masukan secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses produksi. Sebuah mobil misalnya, tidak bisa dibuat hanya dengan
tersedianya besi atau karet saja, atau ada tenaga kerja saja, atau ada
pengusaha mobil saja, tetapi merupakan hasil kombinasi antara berbagai faktor
produksi sebagai input produksi. Sebuah mobil dapat sampai ke tangan konsumen
berkat adanya bahan-bahan yang mencukupi (besi, karet, alumunium), yang diolah
oleh para tenaga kerja yang memiliki keahlian pada bidangnya baik diolah secara
manual maupun dengan dibantu mesin, dan kemudian setelah menjadi mobil dijual
atau disalurkan oleh para distributor kepada konsumen. Keseluruhan proses
pembuatan mobil di atas selain membutuhkan koordinasi manajerial dari seorang
manajer, membutuhkan gagasan dari seorang wirausahawan, juga membutuhkan
biaya-biaya atau modal.
Pada dasarnya,faktor poduksi atau input
ini secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu input
manusia (human input)dan input
nonmanusia (non human input). Yang
termasuk dalam input manusia adalah tenaga kerja/buruh dan wirausahawan,
sementara yang termasuk dalam input nonmanusia adalah sumber daya alam (natural resources), kapital (financial capital), mesin, alat-alat,
gedung, dan input-input fisik lainnya (physical
capital). Pengkategorian input menjadi input manusia dan nonmanusia ini
setidaknya dilandasi oleh dua alasan, yaitu:
Sebagaimana
diketahui, berkah merupakan komponen penting dalam mashlahah. Oleh karena itu, bagaimanapun dan seperti apa pun
pengklasifikasiannya, berkah harus dimasukkan dalam input produksi. Memasukkan
berkah sebagai input produksi adalah rasional, sebab berkah mempunyai andil (share) nyata dalam membentuk output.
Demikian pula barang yang diproduksi dengan input berkah yang rendah akan
menghasilkan output dengan kandungan berkah yang rendah pula, dibandingkan yang
menggunakan input berkah tinggi. Akibatnya mashlahah
dari barang tersebut juga rendah.
2.4
Kemuliaan
Harkat Kemanusiaan sebagai Karakter Produksi
Tujuan dari produksi dalam Islam adalah
untuk menciptakan mashlahah yang
optimum bagi konsumen atau bagi manusia secara keseluruhan. Dengan mashlahah yang optimum ini, maka akan
dicapai falah yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus
tujuan hidup manusia. Dengan memahami alur tujuan kegiatan produksi ini, maka
dapat diambil suatu substansi bahwa karakter penting produksi dalam perspektif
ekonomi Islam adalah perhatiannya terhadap kemuliaan harkat kemanusiaan, yaitu
mengangkat kulitas dan derajat hidup serta kualitas kemanusiaan dari manusia.
Kemuliaan harkat kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama dalam
keseluruhan aktivitas produksi. Segala aktivitas yang bertentangan dengan
pemuliaan harkat kemanusiaan dapat dikatakan bertentangan dengan ajaran islam.
Karakter produksi yang seperti di atas akan
membawa implikasi penting dalam teori produksi, sebagaimana akan dibahas pada
penjelasan dalm bab ini. Salah satu contohnya adalah dalam memandang kedudukan
manusia, khususnya tenaga kerja dan kapital (Financial capital).
Substitusi antara manusia/tenaga kerja
dengan kapital pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Substitusi yang bersifat alamiah (natural substitution);dan
2.
Substitusi yang dipaksakan (forced substitution)
Asumsikan lebih lanjut bahwa manusia
dengan kualifikasi tersebut jumlahnya amat banyak dan oleh karenanya tingkat
upah yang terjadi sangatlah rendah. Dalam situasi seperti ini kegiatan produksi
akan menggunakan banyak tenaga kerja.
Dengan kualifikasi manusia yang sudah
tinggi seperti ini, maka menjadi tidak bijaksana jika manusia-manusia dengan
kualifikasi tinggi ini digunakan untuk memproduksi barang-barang yang remeh,
bernilai rendah. Mereka tentu diarahkan untuk memproduksi barang-barang yang
mempunyai nilai tinggi sehingga bisa meningkatkan harkat hidup dan kemanusiaan
manusia.
2.5
Eksplorasi
dan Pembentukan Konsep Produksi
Dengan mencermati penjelasan-penjelasan
sebelumnya, maka perlu dicari konsep yang sama sekali lain dari apa yang selama
ini sudah ada. Konsep ini dilandaskan pada nilai-nilai Islam yang kemudian
dirumuskan menjadi suatu konsep produksi.
1.
Eksplorasi
Nilai dan Prinsip Islam dalam produksi
Semangat
produksi untuk menghasilkan mashlahah
malsimum perlu dituntun dengan nilai dan prinsip ekonomi Islam. Nilai dan
prinsip pokok dalam produksi adalah amanah, prinsip kerja dan professional.
a.
Amanah
untuk Mewujudkan Mashlahah Maksimum
Amanah
adalah salah satu nilai penting dalam Islam, yang diturunkan dari nilai dasar
khilafah, yang harus terus dijunjung tinggi. Pengertian amanah dalam konteks
ini adalah penggunaan sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan hidup manusia (falah). Sumber daya yang ada di alam
semesta ini oleh Allah diamanahkan kepada manusia. Selanjutnya, pemanfaatan
sumber daya tersebut tidak boleh digunakan untuk usaha-usaha yang bertentangan
dengan tujuan khilafah itu sendiri,
yaitu terciptanya kemakmuran di atas bumi.
b.
Profesionalisme
Setiap
Muslim dituntut untuk menjadi pelaku produksi yang professional, yaitu memiliki
profesionalitas dan kompetensi di bidangnya. Segala sesuatu urusan harus
dikerjakan dengan baik, karenanya setiap urusan harus diserahkan kepada ahlinya.
Hal ini memberikan implikasi bahwa setiap pelaku produksi islam harus mempunyai
keahlian standar untuk bisa melaksanakan kegiatan produksi.
c.
Pembelajaran
sepanjang waktu untuk efisiensi
Meskipun
setiap tenaga kerja sudah memenuhi standar minimum dalam melaksanakan produksi,
namun ia harus selalu belajar terus untuk meningkatkan kemampuannya dalam
hal-hal yang terkait dengan produksi. Pembelajaran ini merupakan amanat
sepanjang hidup (long life learning)
dari ajaran Islam, artinya bahwa setiap agen Muslim perlu terus-menerus
belajar. Adapun media untuk belajar bisa berupa apa saja, misalnya tempat
bekerja (working place).
Hal ini semua
yang disebut sebagai efek learning curve yang bisa ditunjukkan dalam gambar
berikut ini.
Jumlah input
LO
Jumlah
output
Gambar 7.1
Learning Curve
Sumbu
vertical dalam kurva diatas menunjukkan jumlah input yang digunakan untuk
menghasilkan output, sementara sumbu horizontal menunjukkan jumlah output. Jika
input, misalnya tenaga kerja, bersedia untuk melakukan kegiatan pembelajaran
terus-menerus, maka produktivitasnya akan semakin meningkat. Untuk menghasilkan
lebih banyak output, maka jumlah input yang digunakan semakin sedikit. Ajaran
Islam mengharuskan produktivitas sebagaimanaa diilustrasikan dalam Learning curve di atas.
2.6
Produksi
dengan Teknologi Konstan
Berdasarkan semua pembahasan di atas,
maka konsep produksi yang sesuai dengan nilai Islam adalah konsep yang
menganggap bahwa teknologi berproduksi adalah sudah ‘given’ atau konstan, dalam
arti bahwa teknologi yang digunakan adalah teknologi yang memanfaatkan sumber
daya manusia sedemikian rupa sehingga manusia-manusia tersebut mampu
meningkatkan harkat kemanusiannya.
Permasalahan
produksi akan memfokus pada pemilihan kombinasi output, berapa jumlah output
yang satu dan yang lainnya harus diproduksi sehingga dapat memperoleh nilai mashlahah yang maksimum. Pengertian
maksimum disini tentu saja ada faktor kendalanya, yaitu input yang jumlahnya
sudah tertentu. Dengan lebih tegas bisa dikatakan bahwa permasalahan produksi
di sini adalah mencari kombinasi produk yang bisa dihasilkan dengan sumber daya
yang ada guna memperoleh mashlahah yang
maksimum.
Ada beberpa pilihan produk yang bisa
dihasilkan oleh faktor produksi tersebut, mulai produk-produk berteknologi
rendah sampai produk berteknologi tinggi.
1.
Kurva
Isoinput
Dengan
mendasarkan pada konsep seperti di atas maka kita dapat mendeskripsikan konsep
tersebut menjadi suatu gambaran yang lebih konkret, misalnya dalam bentuk
grafis sebagaimana gambar 7.2. kita asumsikan produsen memiliki dua alternative
barang yang bisa dihasilkan dengan menggunakan input tertentu, yaitu barang X
dan barang Y. sumbu vertical menunjukkan jumlah barang Y, sementara sumbu
horizontal menunjukkan jumlah barang X.
Y
X
Gambar 7.2
a)
Input
yang sama
Pada
gambar 7.3 bisa dilihat bahwa setiap titik yang berada sepanjang kurva
isoinput, di antaranya adalah titik A dan B, menunjukkan kombinasi output X dan
Y yang menggunakan semua input yang tersedia untuk produksi. Dengan kata lain,
input telah digunakan secara optimal untuk menghasilkan output. Sementara itu
titik yang berada di dalam kurva isoinput, katakanlah titik C, belum
menggunakan semua input yang tersedia untuk berproduksi sehingga pada kondisi
seperti ini masih ada sisa input yang belum digunakan. Kombinasi D, merupakan
kombinasi yang tidak mungkin dicapai oleh produsen karena jumlah input yang
tersedia untu memproduksinya tidak mendukupi.
Y
A
D
C B
X
Gambar
7.3
b)
Output
yang lebih besar Memerlukan Input yang Lebih Besar
Secara intuisi
dikatakan bahwa jumlah input yang lebih banyak yang dimasukkan ke dalam
produksi akan menghasilkan jumlah output yang lebih banyak. Sebaliknya juga
bisa dikatakan dengan sama benarnya jika dikehendaki jumlah output yang lebih
besar, maka pasti memerlukan jumlah input yang lebih besar pula. Hal ini
dilihat dalam gambar 7.4. pada titik A jumlah yang bisa diproduksi dari input
yang ada adalah sebanyak X1 untuk
barang X dan sebanyak Y1 untuk
produk Y. pada titik A’ jumlah yang bisa diproduksi adalah sebanyak X2 untuk
barang X dan sebanyak Y1 untuk produk Y.
Y
IT(20)
Y1 A’
A IT
(10)
X1 X2 X
Gambar 7.4
c)
Kurva
Isoinput yang Lebih Tinggi Menyediakan Input yang Lebih Tinggi
Berdasar pada
sifat kedua di atas disimpulkan bahwa kombinasi A’ mempunyai kandungan output
yang lebih besar dari kombinasi A. konsekuensinya kurva isoinput di mana
kombinasi A’ berada menyediakan input yang lebih besar disbanding dengan kurva
isoinput di mana kombinasi A berada. Dalam gambar terlihat bahwa kurva isoinput
di mana kombinasi A berada menyediakan jumlah input sebanyak 10 (IT10), sementara kurva isoinput dimana
A’ berada menyediakan input sebesar 20 (IT20).
d)
Transformasi
Input
Pada gambar-gambar
kurva isoinput tersebut di atas terlihat bahwa kurva isoinput ini mempunyai slope yang negative. Slope negative ini memberikan makna
adanya substitusi antara barang X dan baranag Y. pada gambar terlihat
bahwasanya pergerakan dari titik A ke titik B telah terjadi substitusi dari
barang X untuk barang Y. pada titik A jumlah barang X dan Y yang bisa
diproduksi adalah sebesar (X1,Y1). Pada titik B jumlah barang X dan
Y yang bisa diproduksi adalah sebesar (X2,Y2).
e)
Tingkat
Marginal Transformasi Input
Kurva isoinput
pada dua gambar di atas berlereng negative yang menunjukkan adanya substitusi
antara kedua barang X dan Y. hal ini juga berarti bahwa telah terjadi
transformasi input, yaitu dari penggunaan input untuk memproduksi Y menjadi
penggunaan input untuk memproduksi barang X ke barang Y. tingkat transformasi
input marginal.marginal rate of intput
transformation (MRIT) menunjukkan besarnya jumlah input yang digunakan
untuk memproduksi barang Y yang ditarik dan kemudian digunakan untuk memproduksi
barang X. Secara aljabar, slope dari
kurva isoinput bisa dilihat pada penurunan ekspresi di bawah ini:
Slope IT =
= MRIT
Jika mengambil derivative total dari fungsi isoinput di
atas maka diperoleh:
2.
Implikasi
Konsep Produksi Islam pada Kegiatan Produksi
Ajaran-ajaran
Islam yang dipaparkan di depan akan memberi dampak pada produksi yang dilakukan
oleh agen Muslim. Beberapa dampak yang langsung dari hal ini adalah adanya
penurunan tambahan penggunaan input (marginal
input) dan efisiensi produksi.
a.
Penurunan
Input Marginal
Sebagaimana disebut di
depan ketika output produksi meningkat, maka penggunaan input juga meningkat.
Namun, jumlah tambahan input untuk memproduksi satu unit output ini, yaitu
marginal input, semakin lama akan semakin menurun sebagai akibat dari adanya
efek learning curve.
b.
Efisiensi
dan Tingkat Efisiensi Penggunaan Input
Penurunan
marginal input juga mengimplikasikan telah terjadi efisiensi penggunaan input,
sebab dengan output yang sm jumlah input yang dibutuhkan semakin sedikit.
Dengan kata lain, efisiensi ini adalah merupakan tingkat penurunan dari
marginal input. Karena penurunan marginal input ini terjadi karena efek learning curve, maka juga dapat
dikatakan bahwa efek learning curve
meningkatkan efisiensi.
3.
Kombinasi
Output Maksimum
Setelah
mendiskusikan semua hal yang perlu, maka sampailah kita saat ini pada masalah
utama, yaitu menggambarkan bagaimana proses produsen Muslim dalam mencapai mashlahah yang maksimum melalui kegiatan
produksi yang mereka lakukan.
Tujuan
dari produsen yang ingin memaksimumkan maslahah
bisa diekspresikan menjadi:
M
= f(X,Y)
Dalam
fungsi di atas ditunjukkan bahwa mashlahah
yang diperoleh oleh produsen bersumber dari produksi barang X dan barang Y
yang dihasilkannya. Perlu dilihat di sini bahwa fungsi mashlahah yang ada pada
teori konsumen. Hanya saja, dalam kasus sekarang ini terma-terma X dan Y
menunjukkan jumlah barang yang diproduksi, bukannya jumlah barang yang
dikonsumsi.
Dalam keadaan ini alternative
terbaik yang member mashlahah optimum bagi produsen adalah kombinasi B
karena kombinasi B tepat berada pada kurva isoinput. Meskipun sama-sama berada
pada kurva isoinput yang sama dengan kombinasi B, kombinasi A, dan C bukan
merupakan kombinasi yang tepat karena keduanya berasal dari kurva iso-mashlahah yang lebih berarti menawarkan jumlah mashlalah yang lebih rendah dibanding dengan jumlah mashlahah yang ada pada kombinasi B.
Y
D
A B
Y*
C
X
X*
Untuk memperoleh nilai mashlahah yang maksimum, maka fungsi
tujuan dan fungsi kendala perlu dipadukan dalam satu fungsi lagrangian berikut
ini:
Persamaan (7.9) dan
persamaan (7.10) bisa ditulis kembali menjadi:
Menyamakan persmaan
(7.12) dan persamaan (7.13) didapat:
Atau
Nilai-nilai
dan
adalah nilai mashlahah marginal yang diperoleh dari memproduksi barang X dan
barang Y berturut-turut.
Adapun
terma-terma
dan
adalah nilai-nilai input marginal dari
barang X dan barang Y berturut-turut.
2.7 Produksi dengan Modal Tetap
Di
depan sudah dijelaskan argument mengenai mengapa Islam tidak memperkenankan
substitusi yang dipaksakan antara modal dan manusia (tenaga kerja). Sebagai
implikasi dari hal ini, maka di sini akan dieksplorasi lebih jauh mengenai
teknologi berproduksi yang memosisikan modal sebagai input tetap dan manusia
(tenaga kerja) sebagai input variabel.
1. Fungsi Produksi
Fungsi
produksi menunjukkan berapa besar output, dengan kandungan berkah tertentu,
bisa diproduksi dengan input-input yang disuplai ke dalam proses produksi dan
dengan jumlah modal/kapital yang tertentu. Fungsi produksi seperti ini bisa
dilihat di bawah ini:
Q
= T f(K, HK, L, E, M, B)
2. Produktivitas Rata-rata
Produktivitas rata-rata biasanya selalu
terkait dengan produktivitas dari suatu input. Definisi dari produktivitas
rata-rata adalah sebagai berikut:
Karena dalaam produksi semua input
digunakan secara bersama-sama (simultan), maka konsep produktivitas rata-rata
ini akan menghasilkan suatu ukuran yang kurang teliti, sebab kontribusi dari
faktor dengan faktor lain diasumsikan sama.
3.
Marginal
Physical Product of Input dalam islam
Marginal
physical product (MPP) adalah kenaikan jumlah output fisik sebagai akibat
dari adanya kenaikan salah satu input fisik, sementara jumlah input fisik lainnya
adalah konstan.
a.
Penyebab
Berubahnya Marginal Physical Product of
Input
Untuk
melihat hal ini marilah kita ambil derivative total dari persamaan (7.17) di
atas sebagai berikut:
b.
Penurunan
Marginal Physical Product
Nilai
produk marginal fisik dari suatu input akan mengalami penurunan sebagai akibat
dari penambahan jumlah input tersebut ke dalam produksi.
Sebagai
ilustrasi dengan menambah satu unit (orang) tenaga kerja, maka pekerja I tidak
bisa lagi sebebas sebagaimana pada waktu sebelumnya dalam hal menggunakan
peralatan yang ada. Adakalanya bahwa dia harus menunggu sebentar untuk
menggunakan peralatan tersebut. Jika jumlah pekerja ditambah lebih banyak lagi,
maka akan menyebabkan semakin panjangnya waktu tunggu tersebut. Hal ini akan
menyebabkan output per kepala menurun dan secara praktis bisa dikatakan bahwa
tambahan tenaga kerja yang terakhir dalam proses produksi menyumbangkan
tambahan jumlah produksi yang semakin sedikit.
c.
Hubungan
antara produktivitas rata-rata dan produktivitas Marginal.
Jika
dalam kasus tersebut kita hadapkan kepentingan tenaga kerja di satu sisi,
dengan kepentingan pemilik modal di sisi lain, akan terlihat bahwa marginal
produk fisik dari tenaga kerja mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya
jumlah tenaga kerja dalam proses produksi. Gambaran ini menunjukkan bahwa
penurunan jumlah produk marginal fisik dari tenaga kerja sebagai akibat dari
penambahan tenaga kerja justru meningkatkan produktivitas rata-rata dari modal.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sebuah produk menjadi berharga atau bernilai
bukan semata karena adanya berbagai atribut fisik dari produk tersebut, tetapi
juga karena adanya nilai (Value) yang
dipandang berharga oleh konsumen. Kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis
sumber daya ekonomi yang lazim disebut input atau faktor produksi. Secara garis
besar besar input dapat dikatagorikan ke dalam input manusia dan input
nonmanusia. Berkah merupakan komponen penting dalam Mashlahah, karenanya harus melekat pada setiap input yang digunakan
dalam berproduksi dan proses produksi sehingga output produksinya akan
mengandung berkah. Karakter penting produksi dalam perspektifnya ekonomi islam
adalah perhatiannya terhadap kemuliaan harkat kemanusiaan, yaitu mengangkat
kualitas dan derajat hidup serta kualitas kemanusiaan dari manusia. Sementara
itu, konsep produksi yang sesuai dengan nilai Islam adalah konsep teknologi
berproduksi konstan, dalam arti bahwa teknologi yang digunakan adalah teknologi
yang memanfaatkan sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga manusia tersebut
mampu meningkatkan harkat kemanusiaannya.
Optimum mashlahah condition
akan tercapai pada saat slope (gradient)
antara kurva iso-mashlahah dan kurva isoinput adalah sama. Secara sistematis
produsen harus mampu menyamakan nilai rasio mashlahah barang X dan mashlahah marginal barang Y sama dengan
rasio marginal dalam memproduksi barang X dan input marginal dalam memproduksi
barang Y.
3.2 Saran
Semoga
dengan adanya pembahasan tentang “Teori dan Analisis Produksi” dapat membawa
kita untuk dapat mengetahui akan ilmu Ekonomi Islam terutama yang termasuk di
dalam Teori dan Analisis produksi ini sehingga bermanfaat bagi pembaca atau
pendengar dan dapat menambah pengetahuan yang dibahas dalam makalah ini.
perlu analisa dalam produksi
ReplyDelete